Ruhut Sitompul atau bisa juga disapa Ruhut Sipoltak adalah seorang politikus dan pengacara yang lahir di Medan. Pria berumur 62 tahun yang lahir pada 24 maret 1954 ini mulai mencuat namanya setelah menjadi pemeran di salah satu sinetron yang tenar di akhir 90an yaitu Gerhana.
Anak kedua dari empat bersaudara ini pada awalnya adalah pengacara dari rumah produksi StarVision, namun eksperimen yang dilakukan
oleh sutradara Gerhana saat itu untuk menjadikannya salah satu pemeran utama membawa hasil yang positif. Pelan-pelan Ruhut pun mulai mencuri perhatian dengan aktingnya dan menjadikan sinetron Gerhana cukup populer saat itu.
Alumni Universitas Padjajaran fakultas hukum ini tak bertahan lama di dunia akting. Ia pun mulai mencicipi dunia hukum dan politik, karier hukumnya berawal dari tahun 1983 ketika ia yang pada saat itu belum genap berumur 30 tahun sudah ditunjuk untuk menjadi pengacara politikus besar, Akbar Tandjung, yang saat itu merupakan sosok kontroversial. Kemampuannya yang mumpuni dalam menangani kasus-kasus hukum membuat ia dengan cepat menjadi salah satu pengacara yang dikenal, dan kedekatannya dengan partai Golkar membuat ia mau tidak mau terjun ke dunia politik.
Kesetiannya terhadap partai Golkar tak serta merta membuat karier politiknya melejit, namanya mulai menjadi pusat perhatian bagi dunia politik setelah pada tahun 2003 ia pindah ke partai Demokrat. Sejak saat itu namanya perlahan mulai didengar orang dan kini sukses menjadi Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR.
Sosoknya yang kontroversial
Perjuangannya menapaki tangga politik sempat berbuah kontroversi. Sosoknya yang sering berterus terang dalam menyampaikan opini kadang berdampak negatif bagi dirinya. Terhitung isu-isu dari perselingkuhan hingga isu ras pernah menerpa dirinya.
Ucapannya yang kadang tanpa pikir panjang terhadap isu-isu yang sensitif membuat ia juga kadang dibenci oleh beberapa pihak, misalnya pada tahun 2009 ketika kasus Century masih panas, ia bersumpah akan memotong kupingnya jika Susilo Bambang Yudhoyono juga partai Demokrat ikut terlibat.
Sosoknya yang vokal ini menjadi pisau bermata dua, di satu sisi hal ini menjadi senjata yang berguna bagi dirinya yang berprofesi sebagai pengacara,di sisi lain hal ini bisa memberikan dampak yang kurang baik bagi karier politiknya, mengingat ia juga mewakili citra partai yang ia bela.
Berita Terbaru
Jadi Peluang Bisnis, Industri Pergudangan di Indonesia Terus Tumbuh
Cara Mengenali Pria yang Mencintaimu Setulus Hati
Ini Pentingnya Rutin Cek Filter Bensin dan Kuras Tangki
Justin Trudeau Terancam Lengser, Partai NDP Ajukan Mosi Tidak Percaya
Dugaan Korupsi Rp150 M, DPRD Jakarta Bakal Panggil Jajaran Dinas Kebudayaan hingga Inspektorat
Digitalisasi dan AI: Kunci UMKM Hadapi Tantangan Ekonomi Digital
3 Golongan Manusia yang Masuk Surga dengan Sangat Mudah Tanpa Hisab, Bagaimana Kita?
Makin Berkah, Simak Keunggulan Investasi Saham Syariah
Rayakan Hari Ibu, Apresiasi Perjuangan Ibu Menyusui Lewat Kampanye #KauBegituSempurna
Koridor 1 Transjakarta Mau Dihapus, Setuju?
Deretan Tips Fotografi untuk Jepret Momen Liburan Akhir Tahun, Cuma Modal Smartphone
Beri Pengaruh Positif pada Sosial dan Lingkungan, Berau Coal Sabet Tamasya Award 2024