Ketika Djarot Heran Lihat Warga DKI Masih Pakai Pompa Air

Usai mengunjungi warga di Jalan Kramat Pulo, Djarot melanjutkan blusukan ke Pasar Gaplok, Kramat Pulo, untuk mendengarkan keluhan mereka.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 09 Nov 2016, 07:20 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2016, 07:20 WIB
Djarot Saiful Hidayat
(Liputan6.com/Taufiqurrohman)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat heran melihat masih ada warga DKI yang masih menggunakan pompa air. Djarot mengetahui hal itu saat ia berkampanye di Kampung Kramat Pulo, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Selasa 8 November 2016.

Pompa air itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari warga di Jalan Kramat Pulo. Mulai dari mandi, buang air besar dan kecil, cuci piring dan pakaian hingga kebutuhan air minum.

Dengan pompa air ini, warga harus memompa lebih dulu untuk mendapat air untuk kebutuhan rumah tangga mereka sehari-hari. Bahkan, warga harus memancing dengan air agar bisa keluar.

Yati selaku penanggung jawab pompa air tersebut mengatakan, setiap warga di Jalan Kramat Pulo dikenakan Rp 1.000 untuk mendapatkan air tersebut.

"Pompa air ini untuk kebutuhan air warga di sini Pak. Karena kami kesulitan dapat air, makanya kami bergantung dengan pompa air ini," ujar perempuan 55 tahun itu kepada Djarot, Selasa 8 November 2016.

Mendengar pernyataan Yati, Djarot pun menjanjikan kepada warga akan membuatkan sanitasi komunal untuk warga Kelurahan Kramat. Agar mereka bisa mendapatkan air bersih untuk kebutuhan MCK, dengan standar kesehatan yang baik.

"Pompa air ini penting untuk sanitasi masyarakat. Ini dibuat swadaya mereka. Justru derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh keberadaan sanitasinya. Sanitasi ini meliputi penyediaan air bersih dan MCK. Ini perlu mendapat perhatian kita " tegas Djarot.

Politikus PDIP ini mengatakan kondisi air tanah di Kelurahan Kramat belum banyak tercemar oleh polusi dan eschericia coli atau bakteri yang merusak sistem pencernaan tubuh.

(Liputan6.com/Taufiqurrohman)

Karena itu, Djarot berjanji akan membenahi sanitasi di lingkungan tersebut. Termasuk menyediakan fasilitas umum agar warga mendapat air bersih, termasuk memperbaiki pompa air.

"Air tanahnya bagus dan layak minum. Kalau kita buatkan sanitasi komunal atau massal, maka dampaknya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penyakit disentri hilang. Sanitasi penting, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah," papar dia.

Pembuatan sanitasi komunal, bagi Djarot, merupakan hal yang biasa. Sebab, saat ia masih menjabat sebagai Wali Kota Blitar, kotanya menjadi juara pembuatan sanitasi komunal di permukiman kumuh.

"Nanti kita bisa turun bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, untuk bangun sanitasi bagus di sini. Kita akan bantu bangun sanitasi komunal bersama dengan septic tank komunal. Tempat MCK harus dikelola dengan bersih. Ini kita lakukan supaya mereka tidak buang air besar di sungai," beber Djarot.

"Tapi sungai di sini sudah bersih. Artinya mereka sudah tak gunakan lagi WC 'helikopter'," sambung dia.

Usai mengunjungi warga di Jalan Kramat Pulo, Djarot melanjutkan blusukan ke Pasar Gaplok, Kramat Pulo, untuk mendengarkan keluhan para pedagang. Para pedagang minta pasar direvitalisasi karena kondisinya kumuh, pengap, dan panas.

"Ini apa-apa saja sebutkan kebutuhannya," kata Djarot sambil mencatat keluhan pedagang pasar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya