Agus Yudhoyono Jawab Plt Gubernur DKI soal Program Rp 1 Miliar

Agus Yudhoyono, membantah program setiap RW mendapatkan Rp 2 miliar, bukanlah bagi-bagi uang semata.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 17 Nov 2016, 07:28 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2016, 07:28 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menyoroti salah satu calon gubernur DKI yang memilih program 'bagi-bagi' uang. Menurut dia, masyarakat Jakarta jangan dipancing dan dimanjakan dengan uang, selayaknya didatangkan Santa Claus.

Mendengar hal itu, sang calon gubernur Agus Yudhoyono membantah program setiap RW mendapatkan Rp 1 miliar bukanlah bagi-bagi uang semata.

"Itu juga bentuknya program jadi bukannya kita bagi-bagi uang tanpa arah. Justru karena kita ingin memberdayakan komunitas masyarakat yang ada di bawah, mereka yang paling tahu apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dan tiap komunitas itu memiliki kebutuhan dan permasalahan yang berbeda-beda," ucap Agus di Jakarta Timur, Rabu 16 November 2016.

Hal ini, lanjut dia, bisa digunakan sebagai penggerak ekonomi masyarakat di bawah. Langkah tersebut bisa menjadi paradigma baru.

"Saya berharap ini menjadi paradigma baru, community based development. Inisiatif itu harus benar-benar menjadi backbone dari bergeraknya ekonomi rakyat dan ekonomi Jakarta," jelas Agus.

Soal pernyataan Sumarsono, yang nanti akan ada anggaran pembangunan infrastruktur yang akan dipangkas, Agus menegaskan infrastruktur merupakan unsur yang penting.

"Itu juga semua harus dilakukan dalam sebuah kerangka besar konsep pembangunan ekonomi. Tetapi sekali lagi di sini yang membedakan saya adalah ingin memberdayakan komunitas. Mereka punya arti yang sangat penting. Dan sekali lagi bentuknya adalah program, jadi jangan dibayangkan ini nanti seperti bagi-bagi uang," tandas Agus.

Sebelumnya, Sumarsono meminta agar rakyat jangan dikasih pancingan seperti Santa Claus. Harusnya memberdayakan dan jangan dimanjakan uang.

Dia tidak melarang membuat program seperti itu. Menurut Sumarsono, kalau itu diterapkan, maka ada anggaran yang dipotong, dimungkinkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur. Sementara Jakarta butuh sektor infrastruktur pelayanan publik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya