Liputan6.com, Jakarta - Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menunjukkan sinyal merapat ke keluarga presiden kedua Soeharto alias keluarga cendana.
Kemarin, Ahok bersama juru bicaranya Ruhut Sitompul bertemu dengan adik tiri mendiang Presiden Soeharto yakni Probosutedjo di rumahnya Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Apa saja yang dibahas Ahok dan Probosutedjo pada pertemuan tersebut?
Advertisement
"Yang diobrolkan berkaitan kejadian saat Pak Djarot Saiful Hidayat yang menghadiri hari ulang tahun Soeharto, tetapi dapat perlakuan tidak Islami. Ada motivasi dari keluarga untuk mengklarifikasi itu bukan sikap keluarga‎ Cendana," ujar juru bicara Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni, saat dihubungi, Kamis (16/3/2017).
Saat menghadiri acara peringatan Supersemar sekaligus ulang tahun mendiang Soeharto di Masjid At Tin, Djarot disoraki dan sempat dihadang massa.
Menurut Toni, kunjungan tersebut tak berarti dukungan Keluarga Cendana ke Ahok. "Bukan dalam rangka mendukung Pak Ahok, (Ahok) lagi musim suka berkunjung ke rumah orang tua. Pak Probo sedang tidak fit, makanya Pak Ahok berkunjung," kata Toni.
Terpisah, Ruhut Sitompol menyebut sejak dulu Probosutedjo memang mendukung Ahok.
"(Probosutedjo) senang dengan Pak Ahok karena tahu prestasinya, minta mengundang Pak Ahok ke rumahnya. Bukan Pak Ahok menghadap. Kami diundang. Ngobrol-ngobrol," ujar Ruhut.
Menurut Ruhut, meski anak Presiden Soeharto yakni Siti Hediati alis Titiek mendukung Anies-Sandi, hal tersebut tak berarti Keluarga Cendana mendukung calon nomor urut tiga.
"Yang dukung Anies siapa? kan baru dia (Titiek). Ada yang lain Ari, tutut, kalian (media) saja yang tulis keluarga cendana mendukung. Kejam banget kalian ini. Jangan lah bos," ucap Ruhut.
Insiden Djarot
Wakil Gubernur (Wagub) petahana DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjelaskan alasannya meninggalkan lebih cepat acara Haul Soeharto di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, Sabtu 11 Maret 2017 malam.
Menurut Djarot, kehadirannya di acara tersebut untuk mengikuti shalat magrib dan isya berjamaah. Djarot tak bisa mengikuti acara hingga selesai karena ada agenda lain, bukan karena ada paksaan dari massa yang menolaknya.
"Loh kami diundang keluarga Pak Harto, makanya kami menghormati. Saya harus tetap hadir, kenapa datang jam 18.00, saya ingin salat magrib di sana sekaligus disambung salat isya, dan habis salat isya kami pamit karena masih ada acara yang lain," ujar Djarot Saiful Hidayat, di Kemandoran, Jakarta Selatan, Minggu, 12 Februari 2017.