Djarot, Sosok Yang Berkomitmen Melestarikan Kesenian Dan Budaya

Djarot Saiful Hidayat, berkomitmen untuk melestarikan dan memperkenalkan kesenian daerah secara luas di Jakarta.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Mar 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2017, 18:30 WIB
Diakui Djarot, rencananya tak hanya kesenian reog saja, tetapi bisa juga kesenian daerah yang ada di seluruh daerah di Indonesia. Dengan begitu, akan semakin banyak warga yang datang ke RPTRA untuk menyaksikan hiburan gratis.
Diakui Djarot, rencananya tak hanya kesenian reog saja, tetapi bisa juga kesenian daerah yang ada di seluruh daerah di Indonesia. Dengan begitu, akan semakin banyak warga yang datang ke RPTRA untuk menyaksikan hiburan gratis.

Liputan6.com, Jakarta Calon wakil gubernur DKI nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat, berkomitmen untuk melestarikan dan memperkenalkan kesenian daerah secara luas di Jakarta.

Sebagai upaya untuk menjalankan komitmennya tersebut, Djarot mengungkapkan akan mengundang sanggar seni reog ponorogo tampil di ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Kalijodo dan Waduk Pluit.

“Ini menarik karena bagaimana pun Jakarta itu multibudaya. Karena multibudaya kita punya banyak tempat di RPTRA besar. Makanya reog ponorogo bisa main di Kalijodo dan Waduk Pluit,” ucap Djarot.

Djarot memaparkan, RPTRA di Kalijodo dan Waduk Pluit memiliki lahan yang cukup luas. Sehingga, pagelaran kesenian sangat memungkinkan untuk dilakukan di dua RPTRA tersebut. Paling tidak, kata Djarot, setiap Sabtu dan Minggu, warga Jakarta bisa menikmati pagelaran seni budaya di RPTRA.

“Sehingga ada event setiap Sabtu-Minggu di tempat-tempat strategis seperti Kalijodo, Waduk Pluit bisa digunakan
untuk acara kesenian. Acara seperti ini untuk menghibur warga Jakarta,” ujar Djarot.

Diakui Djarot, rencananya tak hanya kesenian reog saja, tetapi bisa juga kesenian daerah yang ada di seluruh daerah di Indonesia. Dengan begitu, akan semakin banyak warga yang datang ke RPTRA untuk menyaksikan hiburan gratis.

Rencana Djarot untuk menggiatkan kesenian daerah, dianggapnya bukanlah salah satu strategi kampanye. Mantan Wali Kota Blitar ini menegaskan bahwa dirinya sejak dari dulu sangat peduli terhadap keberadaan sanggar seni budaya yang ada di Jakarta. "Kan dari dulu kita peduli pada kesenian, pada budaya yang ada di Jakarta. Bukan hanya lada budaya Jawa saja, tapi seluruh budaya yang hidup dan tumbuh subur di Jakarta. Semua budaya tetap kita akomodasikan," tegas Djarot.

Sebelumnya Djarot Saiful Hidayat juga menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengan Paguyuban Ketoprak Adhi Budaya, acara ini sendiri diadakan untuk melestarikan kesenian para seniman. Aries Sukadi, Pemimpin Paguyuban Ketoprak Adhi Budayadi RS Ancol Sunter, Jakarta Utara, tidak menganggap kedatangan Djarot untuk bersilahturahmi dengan Paguyuban Ketoprak Adhi Budaya sebagai acara politik atau pencitraan.

“Saya tidak begitu menganggap ini acara politik atau pilkada atau pencitraan tapi yang jelas kami ingin bertemu dengan Pak Djarot untuk menunjukan konsisten kami ,” ujar Aries.

Djarot mengakui bahwa dirinya pernah dilatih di Paguyuban Ketoprak Adhi Budaya guna bermain wayang. Djarot merupakan sosok yang aktif sebagai perkumpulan HIMPUNI yang sering pentas ketoprak dan wayang orang. ”Saya main wayang orang sekali. Main wayang ketoprak di Blitar sekali. Ini perlu kita syukuri. Banyak budaya-budaya itu hilang dan luntur dan dilupakan. Karena tidak ada proses regenerasi. Budaya ketoprak, budaya wayang orang itu dilupakan anak-anak muda,” papar Djarot.

Kebudayaan lokal seperti wayang orang dan ketoprak saat ini dinilai Djarot sudah mulai luntur, hal tersebut menurut Djarot terjadi lantaran tidak ada proses regenerasi. Djarot lantas menceritakan pengalamannya saat menonton pentas wayang orang di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Saat itu, ia prihatin karena melihat jumlah penonton yang tidak sampai 20 orang. Bahkan, kata dia, setengah dari pengunjung merupakan turis asing. "Padahal itu malam minggu. Saya nonton sama kakak dan istri saya. Tiketnya murah, kalau enggak salah Rp 3 ribu paling," ucapnya.

Menurut Djarot, jika keadaan seperti itu terus dibiarkan, maka eksistensi para seniman dan budayawan lama kelamaan menurutnya akan hilang. Sehingga, pemerintah perlu ikut campur tangan untuk melestarikan budaya lokal.

Bagi Djarot, kota Jakarta merupakan miniatur Indonesia, lantaran beragam budaya dan etnis sangat banyak di Jakarta, dan menurutnya ini merupakan wujud Bhinneka Tunggal Ika. Djarot juga mengatakan bahwa dengan memiliki kesenian dan budaya, akan membuat hati orang menjadi lebih lembut.

“Orang yang punya kesenian dan budaya itu hatinya lembut. Adanya kesenian Jakarta supaya hati kita tidak keras, tidak marah-marah ,enggak suka bentak-bentak orang, menyalahkan orang tapi adanya keharmonisan,” ungkap Djarot.

Sebelum dirinya melaksanakan cuti kampanye, Djarot mengaku sudah menugaskan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI untuk menyelenggarakan acara budaya kesenian sebanyak mungkin di Jakarta. Selain itu, kata Djarot, para seniman juga bisa aktif di ruang publik terpadu ramah anak sebagai pembina, sebagai bentuk pelestarian budaya lokal.

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya