Nusron Wahid Ajak Warga Madura di DKI Pilih Ahok - Djarot

Nusron Wahid didampingi sejumlah ulama Madura menghadiri pengajian peringatan Rajabiyah, bersama ribuan warga Madura se-DKI Jakarta.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 03 Apr 2017, 09:10 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2017, 09:10 WIB
Nusron Wahid hadiri pengajian ulama Madura
Nusron Wahid hadiri pengajian ulama Madura (Taufiqurrahman/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I Jawa dan Sumatera, Nusron Wahid mengatakan, dukungan warga Madura di Jakarta terhadap pasangan Ahok-Djarot mulai meningkat dengan adanya silaturrahmi antar warga Madura dengan para alim ulama yang memiliki kesamaan visi.

"Diharapkan mayoritas warga Madura di DKI Jakarta bisa memilih pasangan Basuki-Djarot pada Pilkada DKI putaran kedua 19 April mendatang," kata Nusron di pengajian peringatan Rajabiyah, bersama ribuan warga Madura se-DKI Jakarta, di Jalan Talang No 3, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 2 April 2017.

Nusron menjelaskan, banyak program yang dijalankan Ahok-Djarot cocok dengan warga Madura yang dikenal islami. Misalnya memberikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Santri khusus bagi warga DKI yang ingin mondok di Jawa dan daerah lainnya.

"Jadi KJP Santri ini diperuntukkan bagi orang Jakarta yang ingin kirim anaknya jadi santri di Jawa Timur, Madura, Jawa Tengah, Jawa Barat dan daerah lainnya akan tetap dapat KJP dari Jakarta," jelas Nusron.

Perwakilan Warga Madura KH Ibnu Hazen dalam sambutannya mengatakan, silaturrahmi manfaatnya sangat banyak.

"Siapa yang memutus silaturahmi dilaknat oleh Allah. Makanya kita tidak saling hujat, tak saling mengkafirkan sesama muslim," ujar dia.

Ibnu menambahkan, saling hujat saat ini banyak terjadi apalagi dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Kalau pilih nomor dua, jangan takut dikafirkan. Sebab itu hak prerogatif Allah SWT dan enggak boleh mengkafirkan. Enggak boleh saling mengkafirkan emangnya surga punya nenek moyang mereka," kata Ibnu.

Sebagai ulama muslim NU, Ibnu mengaku terpanggil untuk menyampaikan program Ahok-Djarot. Sebab walaupun memang bukan orang muslim tapi programnya lebih NU dari orang NU. Jauh dibanding lawan Ahok yang melarang dan membid'ahkan orang tahlilan, mengharamkan maulid nabi dan sering mengkafirkan sesama muslim.

"Rencana yang hadir dalam majelis ini 2.500 orang untuk hadir di sini, tapi yang datang sampai 3 ribu. Ini yang hadir ibu-ibu karena yang laki sedang jualan sate. Dan Alhamdulilah sangat antusias," tukas Ibnu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya