Jadi Objek Debat Seru Puti dan Emil, seperti Apa Desa Kayen Trenggalek?

Seorang warga Desa Kayen mengaku Bupati Emil Dardak tidak pernah berkunjung ke desanya, padahal jarak desa itu ke kantor Bupati Trenggalek tidaklah jauh.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 11 Apr 2018, 17:09 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 17:09 WIB
Debat Pilkada Jatim 2018. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Debat Pilkada Jatim 2018. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Desa Kayen, Trenggalek, yang menderita stunting atau balita gagal tumbuh, telah memicu perdebatan seru antara cawagub Puti Guntur Soekarno dan cawagub Emil Dardak, di debat Pilkada Jawa Timur, Selasa malam kemarin.

Bagaimana sebenarnya kondisi warga desa, yang berada di bawah kepemimpinan Bupati Emil Dardak itu?

"Saya mengunjungi Desa Kayen 2 April 2018, selepas siang," kata Puti di Surabaya, Rabu (11/4/2018).

Saat itu, Puti disambut ibu-ibu dan anak-anak. Mereka bergerombol di salah satu rumah warga. Terjadilah dialog Puti dengan warga.

"Warga di sini senang sekali kalau ada pejabat bisa datang. Apalagi ini yang datang cucunya Pak Karno," kata Tukinem, warga setempat, menyambut kunjungan cucu Bung Karno tersebut.

Tukinem mengaku, pejabat yang pernah ke Desa Kayen adalah Mulyadi, saat menjadi Bupati Trenggalek. Kemudian Pelaksana Tugas Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, yang juga wakil bupati. Arifin menjadi Plt. Bupati setelah Emil Dardak cuti untuk maju menjadi calon wakil gubernur.

Apakah Bupati Emil Dardak pernah berkunjung ke Desa Kayen? "Tidak pernah," kata Tukinem.

Padahal jarak kantor Bupati Trenggalek dengan Desa Kayen sepanjang 11,8 kilometer, dan bisa ditempuh dengan kendaraan selama 26 menit.

Desa Kayen terletak di lereng bukit kecil, tapi tidak sulit dijangkau. Fasilitas jalan juga lancar.

Plt. Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin berkunjung ke Kayen, dan menginap di rumah warga.

"Seminggu lalu Mas Ipin (Wabup Nur Arifin) datang ke sini. Menginap di tetangga," ujar Tukinem.

Kepada Puti, perempuan 56 tahun itu berharap nasib warga diperhatikan. Terutama, ketersediaan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) dan perbaikan gizi bagi balita.

"Kalau bisa dibangunkan MCK," kata Tukinem pada Puti.

Laporan warga itulah yang tersimpan diingatan Puti. Ia melihat tidak tersedianya MCK sebagai persoalan vital.

"Makanya saya singgung di debat kemarin. Kan tidak mungkin diabaikan begitu saja soal kebutuhan dasar seperti MCK," kata Puti.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Blusukan Puti

Debat Pilkada Jatim 2018
Debat Pilkada Jatim 2018. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Selama kampanye Pilkada Jatim 2018, Puti rajin blusukan, untuk melihat keadaan dan berdialog dengan warga. Atas temuan fakta di lapangan itulah, Puti menanyakan komitmen pemerintahan Emil Dardak, sebagai Bupati Trenggalek, di debat Pilkada Jatim Selasa malam.

"Saya tanyakan itu, karena saya temukan di lapangan," kata Puti Guntur.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana Sugito Teguh, yang dimuat media 26 Maret 2018, Desa Kayen merupakan satu dari 10 desa yang menderita gizi buruk.

Sembilan desa lainnya yakni Desa Botoputih, Desa Kayen, Desa Cakul, Desa Jajar, Desa Dawuhan, Desa Kedunglurah, Desa Puru, Nglebo, Ngrandu, dan Mlinjon.

Sedangkan berdasarkan data pemerintah pusat, Trenggalek termasuk 100 kabupaten penderita stunting. Menurut WHO, badan kesehatan PBB, angka toleransi balita penderita gizi buruk di satu wilayah sebesar 20 persen dari jumlah balita. Angka stunting di Trenggalek 22 persen. Lebib tinggi dari batas toleransi WHO.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya