Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil menegaskan, NU bukan partai politik sehingga tidak mengikat para nahdliyin untuk mendukung salah satu pasangan calon di Pilpres 2019.
"NU itu organisasi keagamaan kemasyarakatan tidak bisa untuk mendukung itu. Warga NU silakan mau milih bebas sesuai nuraninya masing-masing," kata Said di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (12/9/2018).
Baca Juga
Said pun membantah PBNU mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. Menurutnya, hal itu tergantung pilihan partai politik dan calon masing-masing warga Nahdliyin.
Advertisement
Seperti halnya Yenny Wahid yang tengah dilobi kubu Prabowo-Sandiaga untuk masuk timses. Said menyatakan boleh secara pribadi memiliki sikap politik sendiri.
"Massa NU ya silakan sesuai partai masing-masing," ucap dia.
Bukan Parpol
Senada, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Helmy Faisal Zaini menegaskan NU tidak menyatakan secara resmi dukungan politik seperti layaknya partai politik.
"Kami perlu tegaskan ulang NU organisasi kemasyarakatan, keagamaan bukan parpol jadi kalau ditanya soal dukungan politik secara resmi nu bukan parpol tapi secara informal kegiatan bersifat kultural," kata Helmy di kantornya.
"Warga NU sudah cerdas untuk memilih pemimpinnya," imbuhnya.
Helmy pun santai menanggapi kunjungan calon presiden Prabowo Subianto ke pesantren Jawa Timur. Menurutnya bebas-bebas saja Prabowo menemui para kiai di Jawa Timur.
Dia juga tak yakin dukungan Nahdliyin kepada Jokowi-Ma'ruf seperti yang digemborkan sebelumnya, bakal goyah karena ada manuver Prabowo-Sandiaga. Helmy menyebutkan soal demikian harus ditanyakan kepada pengamat.
"Waduh harus tanya ke pengamat politik," ucapnya.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement