Prabowo Usung Revolusi Putih, Timses Jokowi: Tidak Realistis dan Parsial

Revolusi Putih dijadikan Prabowo sebagai landasan Gerakan Indonesia Emas.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 18 Okt 2018, 01:22 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2018, 01:22 WIB
Gaya Pidato Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi Usai Dapat Nomor Urut
Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) memberikan pidato usai mengambil nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan nomor urut 02. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Timses Jokowi-Ma'ruf Amin meragukan Gerakan Revolusi Putih yang digagas Prabowo Subianto. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Abdul Kadir Karding menilai konsepnya tak matang.

"Menurut saya itu adalah satu konsep gerakan yang tidak realistis dan tidak membumi sama sekali, yang jauh dari konsep yang matang, konsepnya sangat parsial," ujarnya saat dimintai konfirmasi oleh wartawan, Rabu (17/10/2018).

Revolusi Putih dijadikan Prabowo sebagai landasan Gerakan Indonesia Emas. Bentuknya dengan memberikan asupan protein berupa susu kepada masyarakat.

Karding menilai, masyarakat bisa mendapat protein dari bahan makanan lain. Dari sisi biaya pun, harga susu lebih besar dibanding sumber protein lain.

"Susu sendiri dan daging itu kita tahu masih impor, dia import sehingga sangat sulit untuk impor dan mahal," jelasnya.

Kebutuhan protein secara keseluruhan, menurut Karding, harus bisa diakses anak-anak Indonesia. Ia mengingatkan, sumber dan kualitas protein yang bagus di antaranya dari ikan, telur, dan kacang-kacangan.

"Kenapa tidak didorong pemenuhan gizi dari local wisdom kita. Jadi potensi yang ada di daerah kita. Misalnya untuk orang-orang Indonesia Timur kita dorong untuk memakan ikan, memperbanyak konsumsi ikan," kritiknya kepada gagasan Prabowo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lebih Murah

Politikus PKB itu memaparkan, harga daging sekitar Rp 200-an per Kilogram. Sementara, lele hanya Rp 25 ribu.

Kedua jenis bahan makanan itu dinilainya punya kandungan protein tinggi.

"Itu yang saya sebut konsumsi susu, gerakan konsumsi susu, atau gerakan revolusi putih itu adalah gerakan yang tidak membumi," ia menambahkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya