Diplomasi Budaya Lewat Festival Iran-Indonesia Movie Week 2025

Festival Iran & Indonesia Movie Week 2025 resmi digelar untuk memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Iran. Ajang ini memperkuat kerja sama budaya melalui film dan membuka peluang kolaborasi industri kreatif.

oleh Alya Felicia Syahputri Diperbarui 22 Feb 2025, 12:44 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 21:24 WIB
pembukaan Festival Iran & Indonesia Movie Week 2025 dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Iran. (Liputan6.com/Alya Felicia Syahputri)
pembukaan Festival Iran & Indonesia Movie Week 2025 dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Iran. (Liputan6.com/Alya Felicia Syahputri)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Festival Iran & Indonesia Movie Week 2025 resmi digelar pada Jumat (21/2/2025). Ajang dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran (1950-2025) ini bertujuan memperkuat kerja sama budaya melalui film, sebagai sarana diplomasi yang efektif.

Festival ini tidak hanya menampilkan karya terbaik dari kedua negara, tetapi juga menjadi ajang diskusi bagi sineas dan pemangku kepentingan di industri perfilman.

Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menekankan pentingnya film sebagai bahasa universal yang mampu menjembatani budaya berbagai bangsa.

"Sinema memiliki kemampuan luar biasa dalam menyampaikan pesan budaya dan mempererat hubungan antarbangsa," kata Dubes Boroujerdi di pembukaan Festival Iran & Indonesia Movie Week 2025. Ia juga menyoroti perkembangan industri film Iran yang kini menjadi salah satu yang terdepan di dunia.

Meskipun memiliki perbedaan budaya dengan sinema Barat, film Iran dan Indonesia berbagi kesamaan nilai yang berakar pada ajaran Islam serta sejarah panjang kedua negara. Kerja sama dalam bidang seni, khususnya sinema, semakin penting di era modern ini.

Dubes Boroujerdi juga menegaskan pentingnya diplomasi seni sebagai bentuk diplomasi yang paling humanis. "Kami berharap festival budaya Iran dan Indonesia dapat diadakan secara rutin sesuai dengan nota kesepahaman yang telah ditandatangani," ujarnya.

Selain itu, ia menyarankan agar adaptasi film dari kedua negara serta produksi film bersama menjadi langkah konkret dalam memperkuat pertukaran budaya ini.

Kerja sama ini, menurut Dubes Boroujerdi, memberikan peluang bagi seniman, sutradara, dan penulis skenario untuk menciptakan karya yang dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Selain menjaga dan melindungi kekayaan budaya bersama, kolaborasi ini juga mencegah pemanfaatan budaya tanpa izin oleh pihak lain.

Adapun partisipasi dalam festival internasional yang diselenggarakan masing-masing negara juga menjadi elemen penting dalam memperkenalkan perfilman kedua negara ke kancah dunia. Dalam hal ini, sineas Indonesia didorong untuk turut serta dalam International Film Festival di Iran sebagai langkah strategis dalam memperluas jangkauan industri film nasional.

Sementara itu, Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon, menegaskan bahwa hubungan budaya antara Indonesia dan Iran telah berlangsung selama berabad-abad. "Pengaruh sastra, filsafat, dan ilmu pengetahuan Persia telah lama hadir di Nusantara dan kini terus berkembang melalui medium film," kata Fadli Zon.

Menurut Fadli Zon, film dinilai memiliki kekuatan besar dalam mengekspresikan identitas, membangun jembatan antarbangsa, serta mendekatkan masyarakat lintas budaya.

Sinema Iran Diakui Global

Sinema Iran telah diakui secara global dengan banyak filmnya meraih penghargaan di ajang bergengsi seperti Festival Film Cannes, Berlinale, dan Academy Awards. Di sisi lain, industri film Indonesia juga mengalami pertumbuhan pesat. "Tahun lalu, jumlah penonton film nasional mencapai rekor 81 juta, menunjukkan semakin kuatnya ekosistem perfilman baik secara budaya maupun ekonomi," ujar Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon.

Pada 2027, Fadli Zon memaparkan, industri film di Indonesia diproyeksikan tumbuh 6,13 persen per tahun dengan kontribusi sekitar Rp 156 triliun terhadap PDB nasional. Festival Film Iran-Indonesia, sambungnya, diharapkan menjadi wadah penting bagi kolaborasi kreatif. Acara ini mendorong sinema dari kedua negara untuk bertukar ide dan mengeksplorasi peluang baru dalam kerja sama produksi.

Dalam konteks ini, film juga berperan penting dalam mempererat hubungan antar masyarakat. Untuk menjaga momentum pertumbuhan industri dan memperkuat jejaring kreatif, akses terhadap berbagai karya sinema perlu diperluas, keterlibatan komunitas diperkuat, dan film dibawa lebih dekat dengan publik. 

Festival Iran & Indonesia Movie Week 2025 diharapkan menjadi awal dari pertukaran budaya yang lebih luas, tidak hanya dalam bentuk pemutaran film, tetapi juga melalui kerja sama produksi dan pengembangan industri kreatif. "Film harus menjadi kekuatan pemersatu dan diplomasi budaya yang menghubungkan Indonesia dan Iran," pungkas Fadli Zon.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya