Liputan6.com, Jakarta - Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf membantah ada pembicaraan mengenai jatah kursi menteri saat mengajak Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra bergabung dalam tim pengacara Jokowi-Ma'ruf.
"Apakah dia bakal jadi menteri apa, nggak kan masih jauh itu. Masih jauh pemilunya dan kita juga belum tahu gambaran-gambarannya bagaimana koalisi ke depan," kata Arya ketika dihubungi, Selasa (6/11/2018).
Kendati demikian, Arya mengakui kapasitas Yusril apabila menjadi menteri. Yusril diketahui tiga kali menjadi menteri. Yaitu Menteri Kehakiman era Gus Dur, Menteri Hukum dan HAM era Megawati Soekarnoputri, dan Menteri Sekretaris Negara era Susilo Bambang Yudhoyono.
Advertisement
"Jadi wajar dia punya kapasitas untuk jadi menteri, dia punya kapasitas itu," kata Arya.
Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin pun menyatakan demikian. Ma'ruf yang mengaku sudah sejak lama berkomunikasi dengan Yusril, mengaku belum membicarakan kemungkinan posisi menteri.
"Itukan belum dibicarakan," ucap dia.
Tidak Janjikan Posisi
Yusril akhirnya menyatakan menjadi pengacara untuk capres-cawapres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir diutus Jokowi melakukan lobi-lobi sejak lama. Pertemuan terakhir di Hotel Mulia, pengacara HTI itu menerima tawaran Erick.
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menuturkan Erick tak menjanjikan apapun dalam pertemuan itu. Erick cuma berharap Yusril bisa bergabung.
"Saya kira Pak Jokowi, Pak Erick tidak menjanjikan apa-apa kecuali menyampaikan bahwa kami berharap, Pak Yusril sebagai orang baik bergabung dengan orang baik," kata dia.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Â
Advertisement