Ma'ruf Amin Sebut Jangan Buta dan Tuli, PKB: Itu Dorongan untuk Objektif

Calon wakil presiden Ma'ruf Amin meminta jangan buta dan tuli akan kinerja Presiden Jokowi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 11 Nov 2018, 13:32 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2018, 13:32 WIB
Lihat Kemeja Motif Unik Jokowi Saat Cek Kesehatan di RSPAD
Bakal calon presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) dan KH Ma'ruf Amin (tengah) saat tiba di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (12/8). Jokowi mengenakan kemeja unik bertuliskan 'Bersih, Merakyat, Kerja Nyata'. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin meminta jangan buta dan tuli akan kinerja Presiden Jokowi. Hal itu disampaikan saat hadir dalam acara deklarasi relawan Jokowers Kerja Karya Nyata (Jakarta), Sabtu 10 November kemarin.

Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding menilai, apa yang disampaikan Ma'ruf Amin adalah bahasa yang mudah dicerna dan meminta agar oposisi berpikir.

"Pernyataan Kiai Ma'ruf soal budek dan buta, itu sebenarnya bahasa yang biasa dipakai semacam kiasan agar masyarakat mudah mengerti, mudah memahami karena itu kiasan yang sangat biasa, sehari-hari. Artinya Kiai Ma'ruf mendorong semua pihak termasuk oposisi itu bisa berfikir dan bersikap obyektif," ucap Karding saat dikonfirmasi, Minggu (11/11/2018).

Dia menuturkan, seharusnya oposisi bisa menyampaikan hal yang benar dan sesuai fakta kepada masyarakat. Jika ada, katakan sebenarnya. Karena selama ini narasi-narasi yang banyak dibangun oposisi seakan-akan tidak mengakui prestasi Jokowi.

"Ada prestasi jaringan pengaman sosial, KIS, PKH, KIP, bantuan nontunai. Kemudian ada prestasi kemiskinan menurun, ada prestasi ketimpangan menurun, ada prestasi keadilan semakin tegak nyata bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama pembangunan daerah terdepan, terluar. Pembangunan desa yang masif, kelurahan dan sebagiannya. Ini tidak diakui," jelas Karding.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf ini memandang, apa yang disampaikan Ma'ruf adalah bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat.

"Itulah bahasa yang paling mudah menyampaikan ke rakyat bahwa orang-orang seperti itu namanya budek dan buta," ungkap Karding.

Dia juga memandang, apa yang disampaikan Ma'ruf, adalah mengajak masyarakat, khususnya para oposan untuk berlaku adil untuk obyektif.

Buka Mata

Sebelumnya, Ma'ruf Amin mengatakan, rekam jejak prestasi Presiden Jokowi telah terbukti menguntungkan masyarakat. Namun, banyak pihak yang menurutnya sengaja tidak mau mengakui pencapaian pemerintahan Jokowi.

"Telinganya budek, matanya tak bisa melihat. Karena itu harus dibukakan matanya, harus telinganya dibolongi supaya mendengar, melihat. Dan saya kira para seniman jalanan mulai hari ini akan membuka telinga-telinga yang budek itu," ujarnya di Rumah Aspirasi, Menteng, Jakarta.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya