Kerap Beri Pernyataan Blunder, PSI Diminta Tak Rugikan Jokowi

Andi meminta agar PSI tak membuat pernyataan yang blunder terus menerus. Sebab hal itu akan merugikan Jokowi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 08 Des 2018, 08:11 WIB
Diterbitkan 08 Des 2018, 08:11 WIB
Sejumlah caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketika berkunjung ke Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta.
Sejumlah caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketika berkunjung ke Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengusulkan agar korupsi di era orde baru jadi tema debat Pilpres 2019. Partai pimpinan Grace Natalie ini, justru mendapat kritik dari koalisinya sendiri.

"Berfikir kedepan jauh lebih baik. Itu pesan saya pada anak-anak PSI. Korupsi pasca orde baru juga enggak kalah hebatnya," ucap Ketua DPP Golkar Andi Harianto Sinulingga kepada Liputan6.com, Sabtu (8/12/2018).

Andi meminta agar PSI tak membuat pernyataan yang blunder terus menerus. Sebab hal itu akan merugikan Jokowi.

"Jangan PSI bikin blunder terus dan justru malah merugikan Jokowi. PSI justru sering sekali berakting yang kontra produktif, jika itu hanya merugikan PSI sih enggak masalah, tapi pernyataan politik PSI itu juga akan merugikan jokowi," ungkap Andi.

Dia mempertanyakan, untuk apa bicara korupsi di masa orde baru, jika memang korupsi era reformasi, tak jauh lebih hebat. Dirinya juga merasa heran, PSI yang terlalu menghina orde baru, padahal menonjol juga di bidang pembangunan infrastruktur.

"PSI itu energi negatif bagi Jokowi. Berpendapat itu harus cerdas," jelas Andi.

Dia menuturkan, cara PSI berkampanye jelas keliru. Harusnya, mengutamakan turun ke masyarakat daripada buat isu di publik.

"Turun ke tengah-tengah masyarakat, turun dari satu desa ke desa lainnya, itu jauh lebih bagus. Yang terpilih itu yang turun kebawah, kampanye dari pintu kepintu, dari kampung satu ke kampung yang lainnya, bicara langsung dengan masyarakat pemilih," pungkasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kritik Kubu Prabowo-Sandi

Sementara, Sekjen PAN Eddy Soeparno mengatakan, urusan materi debat capres lebih baik diserahkan kepada yang berkompeten dan telah diberikan mandat untuk menyusunnya. Dia meminta PSI tak mengeluarkan pernyataan, yang berimbas terkikisnya suara sendiri.

"Kita sesama teman-teman parpol yang telah duduk di DPR sepakat untuk mendedikasikan waktu yang terbatas ini untuk memenangkan Pemilu dan Pilpres. Sebaiknya parpol baru yang akan berjuang untuk masuk DPR melakukan hal yang sama, dan mengurangi pernyataan, yang justru akan mengikis basis konstituennya," kata Eddy.

Menurut Eddy, jika membahas permasalahan di orde baru seharusnya juga menyertakan pencapaian saat orde baru.

"Misalnya pertumbuhan industri di kisaran 11 sampai 12 persen, dengan pertumbuhannya saat ini di kisaran 4 persen saja," ungkap Eddy.

Dia menegaskan, harusnya obyektif menentukan agenda debat Capres dan harus melihat kedepan. Meski PAN mendukung Prabowo-Sandiaga, Eddy justru memperingatkan PSI, itu bisa saja merugikan kubunya sendiri.

"Jangan sampai usulan debat capres merupakan salah satu usulan yang bermaksud untuk menjatuhkan capres tertentu, tetapi justru akan membawa-bawa nama sejumlah tokoh senior di pemerintahan saat ini, yang juga merupakan produk Orba," pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya