Khatib Istiqlal Ajak Masyarakat Saling Memaafkan Usai Pemilu 2019

Memaafkan kesalahan orang lain memang sulit, termasuk usai Pemilu 2019, tapi bukan tidak mungkin.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Apr 2019, 16:31 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2019, 16:31 WIB
Ilustrasi Pemilu 2019
Badut berbentuk kotak suara Komisi Pemilihan Umum (KPU), ondel-ondel, dan marching band ikut meramaikan pawai Deklarasi Kampanye Damai di Monas, Minggu (23/9). (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Khatib Jumat Masjid Istiqlal Andi Faisal Bakti mengajak seluruh elemen masyarakat dan peserta Pemilu 2019 untuk saling memaafkan usai penyelenggaraan pesta demokrasi.

"Setelah semuanya berlalu, bukalah pintu maaf dan berusaha memaafkan kesalahan yang kita lakukan atau dilakukan oleh pihak lawan sepanjang kontestasi politik," kata Andi dalam khotbahnya di Masjid Istiqlal Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat (19/4/2019).

Dia mengatakan, setiap orang pasti memiliki banyak kesalahan dalam kontestasi politik Pemilu 2019, baik itu dalam bentuk tindakan maupun dalam ucapan yang kadang menyudutkan lawan politik, bahkan menuduh dengan tidak berdasarkan pada fakta.

Andi yang juga merupakan Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut menjelaskan tujuan dari saling memaafkan adalah persatuan dan kebersamaan.

"Memaafkan merupakan salah satu fondasi kehidupan sosial. Masyarakat akan hidup dalam kedamaian apabila mereka hidup saling memaafkan," ujar dia soal pesan usai Pemilu 2019.

Dia mengatakan dalam memaafkan kesalahan orang lain memang sulit karena seseorang harus mengesampingkan ego pribadinya untuk menerima orang lain. Dengan memaafkan, maka seseorang telah menjadikan dirinya dekat dengan takwa.

 

Tahan Emosi

Ilustrasi pemilu
Tata cara pemilu 2019. (Foto: merdeka.com)

Khatib Jumat Istiqlal juga mengajak seluruh umat muslim untuk menahan emosi menyikapi hasil Pemilu 2019.

"Ketika kita telah mampu menahan emosi, buahnya adalah pemberian maaf kepada orang lain. Kata maaf sangat erat dengan keikhlasan, dan hanya orang yang hatinya ikhlaslah yang terbuka untuk memaafkan orang lain," jelas Andi.

Dia mengatakan seseorang tidak bisa menjadi manusia yang bebas tanpa beban psikologis tanpa memaafkan. Lebih lagi jika terus menerus dibiarkan akan mengakibatkan dendam yang tidak berkesudahan.

"Oleh karena itu di beberapa ayat Allah memerintahkan tidak hanya memaafkan tapi juga berlapang dada," kata Andi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya