Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Moeldoko menilai sangat mungkin Partai Amanat Nasional (PAN) masuk kembali dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf. Sebab politik berjalan sangat dinamis.
Namun, Moeldoko mengatakan, pertemuan Jokowi dengan Ketum PAN Zulkifli Hasan di Istana Negara beberapa waktu lalu barulah tahap silaturahmi. Dia pun mengajak semua pihak untuk mengamati kelanjutan dari dinamika politik usai pemilu.
Baca Juga
Jokowi Turun Gunung di Jakarta dan Jateng, PDIP: Tanda Elektabilitas RK dan Luthfi Merosot
Top 3 Berita Hari Ini: Demi Dukung Maarten Paes di Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Model Top Luna Bijl Datang ke Jakarta
4 Fakta Pertemuan Jokowi dan Ridwan Kamil di Jakarta, Ajak Blusukan hingga Undang Kampanye Akbar
"Itu kan baru tahapan silaturahmi. Kemungkinan ya bisa, sangat mungkin (masuk koalisi)," ujar Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan Jakarta, Jumat (26/4/2019).
Advertisement
Mantan Panglima TNI itu mengakui setiap pemimpin ingin memiliki pemerintahan yang kuat dan stabil. Moeldoko mengatakan pemerintahan yang kuat didukung lembaga lain, salah satunya DPR.
Kendati begitu, dia pun menyadari dalam sebuah negara demokrasi dibutuhkan oposisi sebagai kelompok penyeimbang. Moeldoko menuturkan apabila tak ada oposisi, pemerintahan tak akan ideal.
"Tapi sekali lagi, sebuah negara yang demokratis perlu ada oposisinya. Sehingga nanti ada check and balances. Karena kalau enggak, kurang bagus," kata Moeldoko.
Sebelumnya, Partai Amanat Nasional (PAN) mulai mempertimbangkan mengubah arah dukungan politik usai Pemilu Serentak 2019.
Sinyal perubahan dukungan politik mulai diperlihatkan, ketika Ketua Umum PAN Zulkifli Hassan yang juga Ketua MPR menghadap Presiden Jokowi di Istana Negara.
Jokowi tampak berbincang dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku di Istana Negara Jakarta. Dalam perbincangan itu ada pula Ketum Partai Nasdem Surya Paloh dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Keluhkan Durasi Pemilu
Usai berbincang dengan Jokowi dan beberapa elit politik, Ketum PAN ini mengaku membahas beberapa hal, salah satunya adalah pemilihan umum (Pemilu) 2019. Dia mengeluhkan durasi Pemilu yang lama sampai berbulan-bulan.
"Ya kalau silaturahmi bisa pasti banyak yang kami minta. Soal pemilu juga lama sampai menghabiskan bulan, habis energi," ujar Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu.
Gelagat PAN akan bergabung ke koalisi Jokowi-Ma'ruf juga terlihat dari ucapan Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan. Dia mengatakan partainya akan menentukan arah dukungannya pasca Pemilu 2019.
"Yang jelas kita kan akan melihat posisi kita lagi ya. Kan pemilihan presiden sudah selesai, ya jadi kita lihat nanti ke depannya bagaimana," kata Bara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Bara belum bisa memastikan apakah PAN akan bergabung dalam koalisi Jokowi. Meski begitu, Bara menilai pertemuan itu menunjukan sikap negarawan pada Zulkifli.
"Yang penting mereka bertemu dulu dan itu menunjukan sikap kenegarawanan. Kedepannya bagaimana, apakah akan ada repositioning, nanti kita lihat," ungkap dia.
Advertisement