Pemilu 2019 Usai, Ma'ruf Amin Serukan Rekonsiliasi Nasional

Ma'ruf mengatakan telah dihubungi cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno untuk bertemu terkait upaya tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Apr 2019, 21:06 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2019, 21:06 WIB
Jokowi Kumpulkan Ketum Parpol Pendukung di Plataran Menteng
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin saat tiba di Resto Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2019). Pertemuan antara Jokowi-Ma'ruf Amin dengan ketua umum partai pendukung ini dilakukan usai sejumlah lembaga survei mengumumkan hasil quick count Pilpres 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Surabaya - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 01 Ma'ruf Amin menyerukan rekonsiliasi nasional usai pelaksanaan Pemilu 2019 dan mengatakan telah dihubungi cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno untuk bertemu terkait upaya tersebut.

"Dihubungi kemarin. Tapi masih belum sempat ketemu, mungkin karena masih sama-sama sibuk," kata Ma'ruf di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, Surabaya, Minggu (28/4/2019) sore.

Terlepas dari ajakan Sandiaga Uno untuk bertemu, dalam kesempatan itu Ma'ruf mengimbau agar segenap masyarakat Indonesia untuk menerima apa pun hasil Pemilu 2019 yang nantinya secara resmi diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Pemilu itu kan untuk memilih pemimpin terbaik. Sebelumnya kita juga telah berikrar untuk siap menang dan kalah. Jangan sampai siap menang tapi tidak siap kalah," tutur Ma'ruf seperti dikutip Antara.

Pasangan Jokowi-Ma'ruf sementara ini dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2019 berdasarkan penghitungan cepat oleh berbagai lembaga survei.

Menurut Ma'ruf, seandainya hasil itu memang benar, maka tugas besar yang akan pertama kali dilakukannya bersama Jokowi ke depan adalah merajut kembali keutuhan bangsa Indonesia yang telah terkoyak.

"Politik identitas sekarang ini semakin mengeras. Kelompok radikal telah masuk ke dunia politik untuk menyalurkan aspirasinya. Itu tantangan dunia perpolitikan kita sekarang," ujar dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Aliran Intoleran

Aliran intoleran yang marak di Indonesia sekarang ini, menurut dia, mirip dengan yang terjadi di negara-negara Timur Tengah selama beberapa tahun terakhir.

"Organisasi NU sebagai kekuatan Islam terbesar punya tanggung jawab besar untuk mengawal agar aliran intoleran tidak berkembang di Indonesia," ucap mantan Rais Aam NU, yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia nonaktif ini.

Ma'ruf memastikan bersama Jokowi ke depan bertekad membangun dan menyejahterakan bangsa Indonesia.

"Tekad kami adalah mengubah Indonesia sebagai 'middle income country' menjadi 'high income country'. Untuk mencapainya kita harus bergeser dari kondisi yang terjadi sekarang," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya