DKPP Sebut Pandemi Covid-19 Berpotensi Hadirkan Politik Uang di Pilkada 2020

Menurut dia, kondisi pandemi COVID-19 sangat berpotensi menghadirkan praktik politik dengan dalih ekonomi yang kian sulit karena maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK).

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 07 Agu 2020, 14:58 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2020, 14:55 WIB
ilustrasi Pilkada serentak
ilustrasi Pilkada serentak

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Teguh Prasetyo mengingat kontestan Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2020 untuk tidak menjadikan kondisi pandemi sebagai alasan menggoda pemilih dengan praktik uang.

"Kondisi pandemi ini jangan digunakan untuk menggoda wong cilik untuk melakukan perbuatan yang menggiring pada pilihan politiknya," kata Teguh Prasetyo di Jakarta, Jumat (7/8/2020).

Menurut dia, kondisi pandemi COVID-19 sangat berpotensi menghadirkan praktik politik dengan dalih ekonomi yang kian sulit karena maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan terbatasnya kesempatan kerja bagi masyarakat.

"Biarlah mereka (pemilih) bebas untuk menentukan pilihan politiknya," kata Teguh seperti dikutip dari Antara.

Selain itu, ia juga menyoroti petahana atau para kepala daerah yang berkontestasi dalam Pilkada agar benar-benar menjadi pemimpin masyarakatnya. Menurutnya sudah menjadi kewajiban seorang pemimpin untuk memastikan rakyatnya tetap sejahtera dalam kondisi apa pun, termasuk dalam masa pandemi COVID-19.

Sehingga kata dia sangat wajar jika seorang kepala daerah mengeluarkan anggaran atau program yang melepaskan rakyatnya dari lesunya ekonomi saat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Jangan Jadikan Komoditas Kampanye

Namun, Teguh mewanti-wanti para petahana agar tidak menjadikan program pengentasan kemiskinan atau program pembagian subsidi sebagai komoditas kampanye.

"Jangan diklaim anggaran itu seolah-olah untuk kepentingan pencalonan demi kemenangan incumbent," ucap Guru Besar Hukum Pidana Universitas Pelita Harapan itu.

Ia mengatakan demokrasi merupakan alat untuk memilih pemimpin. Pemimpin yang dipilih bukan semata memiliki misi untuk menyejahterakan rakyatnya saja, melainkan juga pemimpin yang visioner dan bermartabat.

Oleh karena itu, Teguh berharap semua pihak termasuk kontestan Pilkada 2020 tetap menjaga demokrasi di Indonesia dengan merujuk pada nilai-nilai Pancasila.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya