Purnawirawan TNI Polri Minta Pejabat Negara Netral, Pastikan Pemilu 2024 Jujur dan Adil

Purnawirawan TNI-Polri yang tergabung dalam Forum Keprihatinan Purnawirawan Perwira (FKKP) Tinggi TNI-Polri mengingatkan pejabat negara untuk nentral pada Pemilu 2024.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 28 Jun 2023, 08:26 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2023, 08:25 WIB
Ilustrasi Pemilu 2024 (Istimewa)
Ilustrasi Pemilu 2024 (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Purnawirawan TNI-Polri yang tergabung dalam Forum Keprihatinan Purnawirawan Perwira (FKKP) Tinggi TNI-Polri mengingatkan pejabat negara untuk netral pada Pemilu 2024.

"Netralitas untuk memastikan Pemilu berlangsung demokratis, jujur dan adil. Pelaksanaan Pemilu harus mewariskan pembelajaran yang baik bagi generasi penerus pembangunan bangsa," kata Koordinator FKKP Letnan Jenderal TNI (Purn) Ediwan Prabowo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa 27 Juni 2023, dikutip dari Antara.

Dia menjelaskan kontestasi Pemilu 2024 yang tidak netral dan jurdil, berpotensi menambah dalamnya keretakan hubungan antaranak bangsa yang serius.

"Semua pihak harus berperan nyata dalam mencegah terjadinya keadaan demikian," ujarnya.

Menurut dia, pihaknya merasakan adanya perasaan khawatir dan cemas di tengah-tengah masyarakat atas netralitas aparat keamanan dan aparat pemerintah, termasuk Pelaksana tugas, Penjabat Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.

"Hal tersebut harus benar-benar dihindari, karena ketidaknetralan pimpinan dan pejabat negara dapat memicu terjadinya kecurangan-kecurangan yang merusak tatanan demokrasi, yang ujungnya akan meninggalkan citra buruk eksistensi negara demokrasi, baik di dalam maupun di luar negeri," jelas peraih Bintang Adhi Makayasa di Akabri Darat tahun 1984 itu.

Sementara itu, anggota FKKP Laksamana Madya TNI (Purn) Deddy Muhibah Pribadi menambahkan adanya kecemasan potensi kecurangan Pemilu yang timbul seiring dengan munculnya informasi adanya daftar pemilih palsu yang manipulatif.


Ada Kekhawatiran terhadap Penegakan Hukum dan Keadilan

Selain itu, para purnawirawan Perwira Tinggi TNI-Polri juga menangkap adanya keraguan dan kekhawatiran terhadap lembaga peradilan dan penegak hukum yang terindikasi tebang pilih dan terpolitisasi.

Kemudian, Inspektur Jenderal Pol (Purn) Prof Anas Yusuf mengatakan adanya keraguan dan kekhawatiran terhadap penegakan hukum dan keadilan, akibat kemungkinan adanya intervensi.

"Yang pasti, intervensi terhadap hukum adalah kejahatan terhadap rakyat dan negara,” katanya menegaskan.

Infografis Nomor Urut 18 Parpol Peserta Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Nomor Urut 18 Parpol Peserta Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya