Haedar Nashir Pastikan Muhammadiyah Tak Terlibat Politik Praktis tapi Ingatkan Kader Jangan Golput

Meski secara organisasi tidak terlibat dalam pemilihan lima tahunan, namun Muhammadiyah memberikan keleluasaan kepada warganya dalam menyalurkan hak-hak politiknya. Bahkan, Muhammadiyah mengingatkan kadernya untuk tidak golput.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 07 Agu 2023, 10:35 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2023, 10:34 WIB
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat diwawancarai wartawan usai meresemikan Gedung Jenderal Sudirman milik Universitas Kalimantan Timur (UMKT) di Samarinda, Rabu (17/5/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir memastikan bahwa Muhammadiyah tidak akan terlibat dalam politik praktis saat Pemilu 2024.

Menurut Haedar, pemilihan calon pada pemilu 2024 menjadi domain dari partai politik. Meski demikian, ia memastikan Muhammadiyah tidak anti terhadap politik.

Hal ini disampaikan Haedar saat acara Pembukaan Idepolitor yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Minggu 6 Agustus 2023.

"Kalau ini dipegang bapak ibu sekalian maka Muhammadiyah tidak akan terlibat dalam partisipasi politik setiap lima tahunan, karena itu urusan partai politik," ungkap Haedar dikutip dari situs muhammadiyah.or.id, Senin (7/8/2023).

Meski secara organisasi tidak terlibat dalam pemilihan lima tahunan, namun Muhammadiyah memberikan keleluasaan kepada kadernya dalam menyalurkan hak-hak politiknya. Bahkan, Muhammadiyah mengingatkan kadernya untuk tidak menjadi golongan putih (golput).

"Bagaimana urusan partai politik dan urusan lima tahunan? Dua cara yang dilakukan Muhammadiyah yaitu satu Muhammadiyah memberikan peluang kebebasan untuk memilih. Tapi dalam memilih itu tentu ada pertimbangan di situ supaya cerdas, supaya rasional, supaya berpikir berbagai pertimbangan, boleh-boleh saja. Maka jangan ribut kalau ada yang memilih ini memilih itu. Sejauh tidak ada dhorurot di dalamnya," tutur Haedar.

Selain itu, Haedar juga meminta, kepada kader-kader Muhammadiyah yang memiliki potensi dalam dunia politik praktis, didorong untuk terlibat. Namun, yang perlu dicatat adalah tidak membawa politik ke Muhammadiyah. Tetapi kader yang menjadi agen Muhammadiyah dalam partai politik.

"Perbanyak kader Muhammadiyah yang ada di eksekutif, legislatif dan lembaga-lembaga yang lainnya. Caranya kesitu ya harus dipersiapkan," kata Haedar.

"Jangan kemudian gagal lima tahunan kemudian mencampuri alam pikiran Muhammadiyah, karena gagal dalam politik. Kalau bisa, rancang lah politik Islam yang bisa membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, supaya menang rangkul sebanyak orang," tambah dia.

Muhammadiyah Tidak Mudah Percaya kepada Capres Tertentu

20160412- Kematian Siyono Dibahas di Komisi III- Busyro Muqoddas-Jakarta- Johan Tallo
Ketua PP Muhammadiyah bidang hukum, Busyro Muqoddas saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi III DPR, Jakarta, Selasa (12/4). Rapat membahas meninggalnya Siyono karena diduga ada pelanggaran HAM oleh BIN. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Muhammad Busyro Muqoddas mengatakan Muhammadiyah tidak mudah percaya terhadap calon presiden (capres) tertentu, terutama dengan janji-janjinya.

"Kita sudah kenyang dengan janji-janji. Jangan dimainkan lagi rakyat dengan janji-janji," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tegah, Rabu 19 Juli 2023.

Busyro menguatkan hal itu sebelum memberikan tausiah dalam acara Tablig Akbar Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriah yang diselenggarakan Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Banyumas dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP.

Terkait dengan hal itu, dia berpesan kepada seluruh kader dan warga Muhammadiyah jika hendak menjaga karakternya, jagalah kepribadian Muhammadiyah.

"Kepribadian Muhammadiyah itu tidak menggantungkan pada negara, pemerintah, enggak sama sekali. Justru selalu memberikan sumbangan, kontribusi kepada negara dalam banyak hal," jelasnya yang dilansir dari Antara.

Dengan demikian, kata dia, faktor politik tidak menjadi faktor gangguan bagi Muhammadiyah. Akan tetapi, harus diwaspadai kalau kekuasaan disalahgunakan seperti selama ini perlu diingatkan dengan cara yang sebaik-baiknya.

Menjawab sosok capres yang ideal persyarikatan itu, Busyro mengatakan bahwa Muhammadiyah tidak akan terburu-buru menentukan sikapnya.

"Situasi sekarang ini harus dibaca dengan jernih. Kami tidak mudah percaya serta-merta kepada calon tertentu dengan janji-janjinya," tegas mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.

Saat menyampaikan tausiah, Busyro Muqoddas menafsirkan Al-Qur'an surah Al-Hasyr ayat 18 dalam kaitannya dengan tahun politik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya