Liputan6.com, Jakarta - Sekjen PDIP Hasto Kristianto menjawab tudingan rangkap jawaban lantaran Mahfud Md tidak mundur dari jabatan Menteri Koordinator Polhukam (Menkopolhukam) usai menjadi calon wakil presiden (cawapres).
“Prof Mahfud ini kan, komitmen bagi bangsa dan negara jauh lebih besar daripada pribadi dan keluarga. Sehingga tugas kenegaraan harus berjalan dan itu tidak bertentangan dengan undang-undang,” tutur Hasto di Gedung ANRI, Jakarta Barat, Jumat (27/10/2023).
Baca Juga
Hasto memastikan, kualitas pribadi seorang Mahfud tidak akan memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi. Malahan, ada banyak harapan masyarakat agar mantan Hakim MK itu tetap di jabatannya yang sekarang demi memastikan aparat tidak menyalahgunakan wewenang.
Advertisement
“Rakyat justru mengharapkan Prof Mahfud tetap menjabat sebagai Menkopolhukam dan beliau sosok yang punya integritas tinggi untuk tidak menyalahgunakan kekuasaannya, untuk tertib,” jelas dia.
“Kalo kampanye ya beliau mengajukan cuti, dan kemudian rakyat mengharapkan Prof Mahfud bisa menjadi wasit yang baik, agar tidak ada ada penyalahgunaan kekuasaan. Agar suara rakyat betul-betul menjadi suara yang paling berdaulat di dalam menentukan pemimpin,” sambungnya.
Hasto lantas membandingkan posisi Prabowo Subianto yang tetap menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) meski maju sebagai calon presiden (capres).
“Pak Jokowi sebagai presiden yang putranya juga menjadi calon wakil presiden. Yang penting rakyat bersama-sama untuk mengawasi agar kontestasi bisa berlangsung dengan baik,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Hasto yakin masyarakat akan menjadi pengawas yang baik dari kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan dalam pemilu.
“Dan kami meyakini bahwa civil society akan menjadi pengawas yang baik, supaya tidak ada abuse of power. Dan kami meyakini yang namanya Pak Ganjar, Prof Mahfud Md, itu betul-betul punya komitmen untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan,” Hasto menandaskan.
Yenny Jadi Dewan Penasihat TPN Ganjar
Ketua Barisan Kader (Barikade) Gus Dur Yenny Wahid resmi mendukung paslon Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Ketua TPN Ganjar-Mahfud Arsjad Rasjid menyatakan, Yenny Wahid akan masuk ke TPN menduduki posisi Dewan penasihat bersama Puan Maharani.
"Jadi Mbak Yenny akan bergabung, itu di struktur Tim Pemenangan Nasional, dan beliau akan duduk di dewan penasihat bersama dengan Mbak Puan," kata Arsjad di Hotel Borobudur, Jumat (27/10/2023).
Menurut dia, bergabungnya Yenny akan menambah kekuatan Ganjar-Mahfud dan akan mendukung pemilu sejuk dan pemersatu bangsa.
"Jadi inilah pemimpin-pemimpin Indonesia dan juga yang lain-lain itu adalah bagaimana kita memastikan satu hati berbangsa," kata Arsjad.
Diketahui, Yenny mendeklarasikan dukungan untuk paslon Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
"Karena kedekatan hati, maka kami Barisan Kader Gus Dur menyatakan mendukung pasangan Ganjar Peanowo-Mahfud Md," kata Yenny di Hotel Borobudur, Jumat (27/10/2023).
Advertisement
Kedekatan Mahfud dengan Gus Dur Mantapkan Dukungan
Yenny menyebutkan, kedekatan Mahfud Md dengan Gus Dur lah yang memantapkan Barikade Gus Dur mendukung Ganjar-Mahfud Md.
"Prof Mahfud Md adalah orang yang dekat kami, beliau adalah orang NU," kata dia.
"Pak Mahfud Md adalah sosok yang dibawa Gus Dur untuk menegakan hukum di Indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) paslon Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Arsjad Rasjid, mengumumkan sejumlah nama baru yang bergabung di TPN Ganjar-Mahfud.
Nama baru yang bergabung adalah Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Mustar Bona Ventura; Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Rambun Tjajo; Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Eko Sulistyo, dan Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Nita Yudi.