Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) nomor urut satu, Anies Baswedan, pamer program transisi energi saat menjabat Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. DKI Jakarta, kata Anies, pernah menduduki peringkat nomor satu sustainable transport award sedunia.
Hal ini disampaikan Anies Baswedan dalam rembuk ide transisi energi berkeadilan: menelaah gagasan dan komitmen calon pemimpin Indonesia di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Kamis (23/11/2023).
Baca Juga
"Kita ini di Jakarta, pemenang nomor satu sedunia sustainable transport award Jakarta nomor satu. Kita dijadikan contoh di dunia tentang bagaimana mengkonversi transportasi umum menjadi ramah lingkungan," ujar Anies dalam siaran YouTube The Habibie Center.
Advertisement
Kala itu, kata Anies, Jakarta dinobatkan sebagai kota dengan delta terbesar di seluruh di dunia atau kota dengan lompatan terbesar di dunia. Namun, menurut Anies, prestasi itu tidak banyak ditulis dan disorot media massa.
"Kami di 2020 adalah runner up, di 2021 we are number one berturut-turut, dan ini yang kemudian menjadi banyak contoh di banyak tempat, walaupun di Jakarta tidak jadi berita," ucap Anies.
"Tapi kita maklum lah, kita tahu itu semua. Tapi saya selalu bilang, ayo, jangan khawatir dengan apa yang ditulis di sosmed hari ini. Tapi pikirkan apa yang ditulis sejarawan di masa depan. It's matter more, karena mereka akan menggunakan data," lanjut Anies.
Selain itu, kata Anies, pada waktu itu tingkat penumpang transportasi umum atau ridership di Jakarta juga meningkat. Dari ratusan per hari menjadi jutaan per hari dalam beberapa tahun.
"Transportasi umum waktu kami memulai bertugas 350 ribu daily ridership. Dalam tiga tahun berubah menjadi satu juta penumpang per hari daily ridership," kata dia.
Perbaiki Ranking Jakarta sebagai Kota Termacet di Dunia
Lebih lanjut, Anies menyebut dampaknya juga terlihat pada posisi Jakarta sebagai kota termacet.
Dan ketika itu terjadi lompatan setinggi itu, maka Jakarta turun dalam ranking. Bahkan, selama lima tahun menjabat gubernur, Anies mengeklaim mampu menurunkan ranking Jakarta sebagai kota termacet ke angka 46.
"Kita ini kota nomor tiga termacet nomor tiga sedunia, turun tahun berikutnya nomor tujuh termacet di dunia. Tahun berikutnya nomor sepuluh termacet di dunia. Tahun keempat kita turun nomor 34 termacet di dunia, dan tahun kelima kita turun nomor 46 sedunia. Tokyo dan lain-lain lebih macet dari kita," Anies menjelaskan.
Advertisement
Anies Kritik IKN
Anies Baswedan melontarkan kritik atas pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) saat tanya jawab bersama panelis dalam uji publik bertajuk dialog terbuka di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (22/11/2023).
Anies awalnya mendapatkan pertanyaan oleh peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro yang dalam dialog itu menjadi panelis bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial.
Mulanya Siti Zuhro bertanya sikap Anies dan Cak Imin terhadap pemilu yang dampaknya sampai pada desentralisasi dan otonomi daerah. Dia pun lanjut bertanya apakah IKN Nusantara prospektif untuk Indonesia.
"Izin Pak Moderator, berkaitan dengan yang dijelaskan Mas Anies tentang IKN karena otonomi daerah itu terkait. Kalau otonomi daerah tidak prospektif, apakah IKN itu prospektif untuk Indonesia?" tanya Siti Zuhro, dilihat dalam siaran YouTube TvMu Channel, Rabu (22/11/2023).
Lantas, Anies menjawab dengan lugas pertanyaan Siti Zuhro. Menurut Anies, pembangunan kota baru justru akan menghasilkan ketimpangan.
"Ketika tujuan membangun kota baru dan ibu kota baru adalah dengan alasan pemerataan, maka itu tidak menghasilkan pemerataan yang baru. Mengapa? Karena itu akan menghasilkan sebuah kota baru yang timpang dengan daerah-daerah yang ada di sekitarnya," jawab Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu menjelaskan, apabila tujuan dibangunnya IKN adalah untuk pemerataan, maka pemerintah harusnya fokus membangun kota-kota kecil yang ada di Indonesia.
"Kalau mau meratakan Indonesia maka bangun kota kecil menjadi menengah, kota menengah menjadi besar di seluruh wilayah Indonesia, bukan hanya membangun satu kota di tengah-tengah hutan," ujar Anies.
Oleh sebab itu, Anies menilai langkah pemerintah membangun IKN tak tepat.
Dia bahkan menyebut langkah yang diambil pemerintah untuk membangun IKN tidak nyambung dengan tujuan yang ingin dicapai.
"Karena membangun satu kota di tengah hutan itu sesungguhnya menimbulkan ketimpangan yang baru. Jadi antara tujuan dengan langkah yang dikerjakan itu enggak nyambung," jelas Anies.
Anies Minta Proyek IKN Dikaji
Lalu, Anies berujar agar pembangunan IKN dikaji kembali secara matang untuk menghindari masalah-masalah yang dapat timbul ke depan. Dia memandang, IKN Nusantara tidak tepat dibangun sebagai solusi untuk Indonesia yang setara.
"Nah, kami melihat di sini problem. Ini problem, karena ini harus dikaji secara serius. Karena tujuan kita yang saya sampaikan tadi, Indonesia yang setara, Indonesia yang merata, argumennya sama. Tapi menurut kami langkahnya bukan dengan membangun satu kota, tapi justru dengan membesarkan semua kota yang ada di seluruh Indonesia," kata Anies Baswedan.
Advertisement