Program Ganjar-Mahfud soal Kesehatan di Desa, Jawab Kebutuhan yang Masih Minim

Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo memulai menyampaikan salah satu program unggulan yakni satu desa, satu fasilitas kesehatan (faskes), satu tenaga kesehatan (nakes) saat awal kampanye di Desa Waninggap Nanggo, Distrik Semangga, Merauke, Papua Selatan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 01 Des 2023, 06:31 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2023, 20:03 WIB
Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo saat menemui warga Desa Waninggap Nanggo, Distrik Semangga, Merauke, Papua Selatan, Selasa (28/11/2023).
Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo saat menemui warga Desa Waninggap Nanggo, Distrik Semangga, Merauke, Papua Selatan, Selasa (28/11/2023). (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

 

Liputan6.com, Jakarta Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo memulai menyampaikan salah satu program unggulan yakni satu desa, satu fasilitas kesehatan (faskes), satu tenaga kesehatan (nakes) saat awal kampanye di Desa Waninggap Nanggo, Distrik Semangga, Merauke, Papua Selatan.

Hal ini dianggap baik dan bisa menjawab kebutuhan.

"Itu program yang cukup baik, apalagi itu program yang dikemukakan Ganjar di Merauke, Papua. Istilahnya Ganjar satu desa, satu puskesmas," kata pengamat politik Saidiman Ahmad, Kamis (30/11/2023).

Menurut dia, ini bisa menjadi jawaban bagi wilayah yang masih minim fasilitas kesehatannya.

"Persoalannya kalau di desa itu atau di daerah tertinggal itu, fasilitas kesehatannya yang kurang. Sehingga, saya kira itu program yang menjawab kebutuhan masyarakat di desa yang akses fasilitas kesehatannya memang sangat minim," jelas Saidiman.

Sebelumnya, Pengamat sosial politik, Harry Seldadyo mengatakan, program yang berfokus pada kesehatan masyarakat di wilayah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan) itu adalah langkah mulia.

Ia menyebut bahwa pembangunan infrastruktur kesehatan di desa-desa terpencil memang menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Sebab sejauh ini, Puskesmas yang ada hanya tersedia di tingkat kecamatan.

"Ini gagasan mulia, karena layanan kesehatan publik akan dibawa sedekat mungkin ke masyarakat," ucap Harry dalam pernyataan resminya, Selasa, (28/11/2023).

Kendati demikian, Harry menyarankan agar gagasan mulai dari Ganjar-Mahfud tersebut untuk diperinci agar menjadi lebih feasible dan doable. Kemampuan Puskesmas perlu diklarifikasi dalam kelas perkotaan dan pedesaan untuk menyesuaikan dengan densitas populasi dan peta mobiditas yang ada.

Ia berharap bahwa Ganjar-Mahfud akan membangun infrastruktur kesehatan di wilayah-wilayah terpencil terlebih dahulu. Dengan begitu, cita-cita masyarakat akan pemerataan Kesehatan di Indonesia dapat terjadi secara pasti.

"Tantangannya juga sama sekali tak ringan. Namun demikian, penting dicatat, gagasan ini berada di bawah kendali tangan-tangan dengan kompetensi dan pengalamanan yang terbukti nyata," ungkap Harry.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ganjar Kampanye di Papua

Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo memulai kampanye perdananya di Desa Waninggap Nanggo, Distrik Semangga, Merauke, Papua Selatan.

Di sana, dia menyampaikan salah satu program unggulan yakni satu desa, satu fasilitas kesehatan (faskes), satu tenaga kesehatan (nakes).

"Kita akan membangun dari desa. Kalau Indonesia mau dibangun jadi lebih baik, desa-desanya harus menjadi lebih baik terlebih dahulu," tutur Ganjar di Desa Waninggap Nanggo, Distrik Semangga, Merauke, Papua Selatan, Selasa (28/11/2023).

Menurut Ganjar, program satu desa, satu faskes, satu nakes bertujuan untuk menyehatkan warga desa. Terlebih, masyarakat tentu mendambakan layanan kesehatan yang dekat, cepat, murah dan baik.

"Program satu desa, satu faskes, satu nakes ini khususnya di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) seperti di Merauke," jelas dia.

 


Bisa Membuat Tak Produktif

Ganjar menyebut, dampak sakit di masyarakat tentu membuat tidak produktif. Di sisi lain, anggota keluarga yang sehat pun dapat tertular lantaran turut merawat yang sakit.

Untuk itu, idealnya di setiap desa ada satu fasilitas kesehatan yang layak dan minimal ada satu orang tenaga kesehatan profesional. Dengan begitu, masyarakat desa bisa menjadi lebih sehat, produktif, dan lebih sejahtera.

"Program ini adalah bagian dari komitmen Ganjar-Mahfud untuk membangun sumberdaya manusia desa," Ganjar menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya