Prabowo Diminta Buka Data Kemhan di Debat Capres, Pengamat: Tak Bisa Sembarangan

Teuku Rezasyah menilai, Prabowo bukan tidak bisa menjawab apa yang disampaikan tetapi sangat berhati-hati dalam menyampaikan informasi di Kementerian Pertahanan yang boleh menjadi konsumsi publik.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 09 Jan 2024, 07:40 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2024, 07:40 WIB
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto saat debat capres ketiga yang digelar KPU pada Minggu (7/1/2024) di Istora, Senayan, Jakarta.
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto saat debat capres ketiga yang digelar KPU pada Minggu (7/1/2024) di Istora, Senayan, Jakarta. (Tangkapan Layar YouTube KPU RI)

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mendapat serangan telak saat debat ketiga Pilpres 2024. Prabowo kerap diserang dan dinilai tidak mampu menjelaskan soal data Kementerian Pertahanan yang merupakan kementerian yang dipimpinnya oleh dua kandidat calon presiden lainnya, Anies dan Ganjar.

Namun pendapat berbeda disampaikan Pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah. Dia menilai, Prabowo bukan tidak bisa menjawab apa yang disampaikan tetapi sangat berhati-hati dalam menyampaikan informasi di Kementerian Pertahanan yang boleh menjadi konsumsi publik.  

“Bahwa Menteri Pertahanan dan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, memiliki batasan dalam membagikan data Kemhan (Kementerian Pertahanan) kepada publik, terutama yang bersifat konfidensial,” ujar Teuku dalam siaran pers diterima, Selasa (9/1/2024).

Teuku melihat, meski Prabowo kerap dipancing dengan serangan untuk mengungkap informasi tentang data pengadaan alutsista dan berbagai kebijakan lainnya. Namun dia sadar, ada data yang bisa dibagikan dan juga tidak.

“Data Kemhan terutama yang rahasia hanya boleh diakses oleh individu tertentu yang memiliki kewenangan dan kompetensi, serta mereka harus bersumpah untuk menjaga kerahasiaannya. Tidak bisa sembarangan,” jelas Teuku.

Teuku memastikan, seseorang harus tersumpah untuk membaca data pertahanan negara dan belum tentu semua orang di Kementerian Pertahanan bisa membaca data tersebut. Termasuk menteri pertahanan yang juga tersumpah untuk tidak membuka data itu ke kalangan umum.

“Prabowo Subianto memilah informasi yang bisa dibagi ke publik dan mana yang harus tetap dirahasiakan, dengan menunjukkan bahwa tidak semua informasi keamanan dan pertahanan cocok untuk konsumsi umum,” dia menandasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Data Pertahanan Sakral

Pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka saat di lokasi debat capres 2024 pada Minggu (7/1/2024) yang digelar KPU di Istora Senayan, Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka saat di lokasi debat capres 2024 pada Minggu (7/1/2024) yang digelar KPU di Istora Senayan, Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengaku heran ada kandidat capres 2024 yang meminta data pertahanan negara dibuka transparan kepada publik. Menurut Prabowo, data pertahanan adalah sakral dan tidak sembarangan diketahui publik.

“Pertahanan adalah sakral dan tadi kalau tidak salah ada paslon yang mengatakan untuk pertahanan tidak ada rahasia. Saya kira ini sangat lucu!,” kata Prabowo usai debat capres di Istora Senayan Jakarta, Minggu (7/1/2023).

Bahkan Prabowo menyebut, tindakan membuka data pertahanan negara adalah tidak pantas dilakukan bagi seorang pemimpin. Sebab data pertahanan adalah sesuatu yang rahasia.

“Ini sangat tidak pantas bagi seorang pemimpin. Justru masalah, pertahanan, keamanan, itu sarat dengan hal-hal rahasia,” tegas Prabowo.


Kepentingan Elektoral

Namun terlepas dari itu semua, Prabowo meyakini, apa yang disampaikan oleh kandidat capres lainnya adalah demi kepentingan elektoral.

Sebab sebagai seorang negarawan, seharusnya data yang disampaikan adalah sesuatu yang baik dan bukan memprovokasi.

“Saya kira ini adalah teknik politik ingin mencari angka. Itu saya sampaikan. Kita tujuannya mengabdi, kita harus memberi data yang bener. Jangan menyesatkan rakyat dan jangan provokasi dan jangan menghasut,” kata Prabowo Subianto menandasi.

Infografis Jadwal, Tema, Format Debat Capres-Cawapres 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Jadwal, Tema, Format Debat Capres-Cawapres 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya