Masyarakat Tionghoa Komunitas 'The Silent Majority' Dukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024

Beberapa hari menjelang pemungutan suara dan hari libur nasional Imlek, masyarakat keturunan Tionghoa yang selama ini menjadi bagian dari ‘silent majority’ di Indonesia, akhirnya secara terbuka mendukung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

oleh Tim News diperbarui 06 Feb 2024, 11:04 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2024, 02:02 WIB
Masyarakat keturunan Tionghoa yang selama ini menjadi bagian dari ‘silent majority’ di Indonesia mendukung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Istimewa)
Masyarakat keturunan Tionghoa yang selama ini menjadi bagian dari ‘silent majority’ di Indonesia mendukung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari menjelang pemungutan suara dan hari libur nasional Imlek, masyarakat keturunan Tionghoa yang selama ini menjadi bagian dari ‘silent majority’ di Indonesia, akhirnya secara terbuka mendukung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

“Jangan sampai kita salah memilih pemimpin, apalagi coba-coba dengan memilih yang tidak berpengalaman dan belum teruji dalam mengelola pemerintahan. Setelah melihat rekam jejak para capres, kami memutuskan mendukung pasangan nomor urut 3, Ganjar-Mahfud, di Pilpres 2024. Bagi kami mereka memiliki kriteria yang pas memimpin Indonesia," kata William Hui, perwakilan dari komunitas “The Silent Majority”, Selasa (6/2).

Menurut William, selama ini masyarakat Tionghoa di Indonesia cenderung bersikap diam apalagi memperlihatkan sikap politiknya di setiap Pemilu. Namun, lanjut William, setelah mencermati 21 program unggulan yang diusung Ganjar-Mahfud, masyarakat Tionghoa akhirnya memutuskan untuk mendukung pasangan yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Perindo dan Partai Hanura itu.

William menambahkan, alasan lain yang mendorong masyarakat Tionghoa di Indonesia mendukung Ganjar-Mahfud karena faktor partai utama yang mengusung, yaitu PDI Perjuangan. Menurutnya, masyarakat Tionghoa tidak akan pernah melupakan jasa Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri yang juga ketua umum PDI Perjuangan, dalam menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional.

"Kami sangat berterima kasih atas penghargaan itu, dan kami tidak akan melupakannya," ujar William.

Seperti diketahui, kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menghapuskan larangan merayakan Imlek pada tahun 2000 disempurnakan oleh Presiden Megawati melalui Keppres Nomor 12 Tahun 2002, yang memberi kesempatan pada masyarakat Tionghoa untuk merayakan Imlek sebagai libur nasional.

Ahok Cerita Pengalaman

Sementara itu, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan, pengalaman yang dimiliki Ganjar-Mahfud di pemerintahan, termasuk komitmen mereka terhadap rakyat, menjadi alasan kuat baginya untuk mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 3 itu.

"Saya kira ini kesempatan saya seumur hidup. Kalau kita tidak memperjuangkan Mas Ganjar saat ini, kita akan menyesal seumur hidup nanti. Ganjar Pranowo adalah calon presiden yang paling pantas menjadi Presiden 2024," kata Ahok saat menceritakan alasannya mundur sebagai komisaris utama Pertamina, di hadapan masyarakat Tionghoa.

Ahok menegaskan dirinya taat terhadap aturan dan etika politik sehingga baru dapat “turun gunung” setelah mengundurkan diri sebagai komisaris utama BUMN. “Sekarang saya bersyukur bisa fokus kampanye untuk Ganjar-Mahfud yang selama ini kerja dan pengalamannya terbukti panjang, nyata dan tidak lebih baik dari calon lainnya," tutupnya.

Infografis Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya