Liputan6.com, Jakarta - Kisah sukses ini bukan hanya tentang bagaimana seseorang bisa keluar dari kemiskinan, tetapi juga tentang nilai-nilai ketekunan, kerja keras, dan pentingnya pendidikan.
Ya, itu merupakan bagian dari masa kecil Bakal Calon Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman. Meski dengan kondisi sulit, tidak menghentikannya untuk bermimpi besar dan meraih kesuksesan.
Masa kecil Ischak mungkin juga dialami oleh banyak warga seumurannya di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng). Tetapi bagaimana Ischak bisa mengubah kesulitan menjadi kesuksesan dan inspirasi banyak orang.
Advertisement
Ischak Maulana Rohman yang lahir dari pasangan Nurohman Nasori dan Siti Sulastri, menceritakan masa lalunya. Mas Kaji Ischak, nama panggilannya, lahir di tengah keluarga besar yang hidup pas-pasan.
Sebagai anak ke-5 dari 8 bersaudara, Ischak kecil tidur di karpet atau di sofa ruang tamu. Hal itu karena kondisi rumah yang sederhana dengan 2 kamar tidur.
Ischak pun mengingat pelajaran tentang disiplin juga diperoleh dari didikan Abah atau sang kakek.
"Didikan Abah saya, Kyai Haji Ashori saya kepada saya sangat keras, terutama untuk masalah agama dan pendidikan," kenang Bakal Cabup Tegal Ischak, yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Minggu (15/9/2024).
Didikan tentang kejujuran diperoleh Ischak sejak kecil. Ischak pun mengenang pesan Abahnya.
"Kamu boleh melakukan apapaun tapi jangan sampai nipu orang. Itu yang paling ditekankan, jadi anak-anaknya tidak berani untuk menipu orang," kata Ischak.
Hal yang juga diingat Ischak dari didikan Abahnya ada tiga hal.
"Kewajiban orang tua itu ada tiga, pertama memberi nama yang baik, kedua menyekolahkan semampunya, yang ketiga mengawinkan. Jadi kalo ada anaknya yang ketahuan pacaran itu langsung dikawinkan," ucap dia.
"Terus kalo Abah saya tau anaknya melakukan hal yang tidak baik misalnya kayak merokok, itu Abah saya marahnya luar biasa, marahnya," lanjut Ischak.
Kenang soal Kedisiplinan dan Masa Sekolah
Menurut Ischak, disiplin, kejujuran, ketekunan dan kerja keras dipelajarinya dari kedua orang tuanya. Ayahnya yang bekerja di Bandung mengajarkan kedisiplinan, sedangkan ibunya yang berjualan baju mengajarkan ketekunan.
Ischak juga sempat tinggal dengan budenya di lingkungan pondok pesantren. Selama 3 tahun tinggal di lingkungan pondok pesantren, Ischak dipercaya untuk mengurus kendaraan milik Budenya. Mulai dari mencuci mobil hingga menjadi sopir dilakukan oleh Ischak.
Hidup di daerah pedesaan yang terpencil, akses terhadap pendidikan dan fasilitas umum sangat terbatas. Saat menempuh Pendidikan di Sekolah Dasar, SD Negeri 3 Prupuk Selatan, Ischak kecil terbiasa bangun pagi dan dia berjalan kaki menyusuri rel kereta api dari rumah menuju sekolah.
Masa SMP dan SMA juga tidak jauh berbeda. Terkadang Ischak menunggu pengendara motor atau angkutan pedagang yang searah ke sekolah untuk membonceng.
Karena saat itu SMK 1 Adiwerna tidak dilalui oleh jalur angkutan umum. Sedangkan dari jalan raya menuju lokasi sekolah cukup jauh.
Ischak juga sampai saat ini masih mengingat guru SD favoritnya.
"Yang kasih nasihat ke saya di luar keluarga itu guru saya ya, masih menjadi kenangan, namanya Pak Sutrisno. Itu guru saya dari sejak Kelas 1 SD. Pesannya itu adalah Ojo Adigang Adigung Adiguna (Jangan sombong dengan kekuatan, kekuasaan, kepandaian yang dimiliki). itu pesannya beliau yang masih saya ingat," papar Ischak.
Advertisement
Ingat Pesan Guru saat Sekolah
Selain masa SD, Ischak juga ingat masa SMP dan guru favoritnya,
"Guru favorit saya sewaktu SMP adalah Pak Wanto yang juga menjadi wali kelas saya," ucap Ischak yang merupakan alumni SMP 3 Margasari.
Ischak yang saat ini berusia 31 tahun juga mengalami bermain dan mandi di sungai saat kecil bersama teman-temannya.
"Waktu SD saya paling sering main itu di sungai. Dulu itu pakai gedebog (batang) pisang kita susun ada tiga atau empat terus diikat jadi rakit. Terus SMP pakai ban dalam, jadinya kami bermain arug jeram di sungai tuh," cerita Ischak.
Ibunya dahulu mencuci baju di kali (sungai kecil) dekat rumah. Ischak bersama kakak-kakak dan adiknya sering membantu mencuci atau membawakan baju-baju.
Karena bukan berasal dari keluarga berada, Ischak tidak pernah berani meminta dibelikan barang apapun kepada orang tuanya. Kini, Ischak kecil sudah tumbuh dewasa dan memiliki usaha sukes yang dirintisnya sendiri secara mandiri sejak lulus kuliah.
Ischak Maulana Rohman kini menjadi Bakal Calon Bupati Kabupaten Tegal dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak atau Pilkada Serentak 2024. Ischak maju berpasangan dengan Ahmad Kholid yang berposisi sebagai Calon Wakil Bupati.
Ischak berharap kisah masa kecilnya dapat menginspirasi masyarakat Tegal bahwa mejadi orang sukses tidak harus menjadi anak orang kaya.
"Dengan disiplin dan kerja keras serta restu orang tua, setiap anak bisa meraih prestasi dan menggapai cita-citanya," jelas Ischak.