Dharma Pongrekun Sebut Bakal Jadikan Adab untuk Buat Pondasi Jakarta Aman, Tetap Singgung soal Pandemi

Calon gubernur Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun mengatakan, dirinya jika terpilih menjadi pemimpin di kota tersebut, akan membuat program Adab Dharma-Kun.

oleh Putu Merta Surya PutraNanda Perdana PutraAdy AnugrahadiWinda Nelfira diperbarui 17 Nov 2024, 20:02 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2024, 20:00 WIB
Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana saat debat terakhir atau debat ketiga Pilkada Jakarta 2024.
Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana saat debat terakhir atau debat ketiga Pilkada Jakarta 2024. (Tangkapan Layar YouTube KPU Jakarta)

Liputan6.com, Jakarta Calon gubernur Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun mengatakan, dirinya jika terpilih menjadi pemimpin di kota tersebut, akan membuat program Adab Dharma-Kun.

Hal ini disampaikan dalam debat pamungkas Pilkada Jakarta 2024 di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024).

Adapun dia menyebut, program tersebut akan berisi 10 aman dan 5 mandiri. 5 mandiri yang dimaksud adalah; mandiri pangan, papan, sandang, air, dan energi.

Sementara, lanjut Dharma, yang dimaksud 10 aman adalah; aman adab, banjir, abrasi, macet, ekonomi, kejahatan, sampah, polusi, emisi karbon, dan pandemi.

"Dua manfaatnya yang bakal diperoleh rakyat Jakarta dari program Dharma-Kun yaitu aman dan mandiri. Hanya bisa terjadi bila rakyat Jakarta kompak, sehingga adab menjadi pondasi seluruh program Jakartaku Aman," kata dia.

Dharma pun menyebut juga mempunyai satu program bagi masyarakat Jakarta yang kompak, yaitu sistem ekonomi adil.

"Aman adab adalah sebuah pondasi dari aman yang bakal dinikmati warga Jakarta," jelas dia.

Namun, lanjut Dharma, yang perlu kita semua waspadai adalah potensi pandemi berikutnya. Di mana program 5 mandiri dan 10 aman tak bakal ada.

"Kalau kita alami pandemi lagi, tanda-tandanya sudah sangat jelas. Anggaran sudah ada, WHO sudah amandemen international health regulation, memungkinkan potensi penggunaan bio weapon untuk membuat pandemi. Undang-undangnya pun sudah siap, yaitu Undang-Undang Kesehatan yang disahkan tahun 2023 dengan pidana denda Rp 500 juta bagi yang menolak divaksin," klaim dia.

"Dan untuk perusahaan, dendanya bisa sampai Rp 50 miliar, pidana penjara, bahkan hukuman mati. Bagi yang paham ini gong kematian bagi keamanan pengusaha Jakarta karena memudahkan, membuka pemerasaan masif bagi pemilik perusahaan," sambungnya.

 

Perjuangkan Hak Tolak

Karena itu, Dharma menegaskan, memperjuangkan hak tolak bagi masyarakat yang memang menolak divaksinasi.

"Dan saya keras menolak terulangnya Kembali pandemi sebagai strategi asing untuk menguasai kedaulatan suatu bangsa, tanpa perlu biaya mahal untuk perang," kata dia.

"Cukup dengan isu Kesehatan seperti pandemi, atau isu ekonomi seperti serbuan barang impor murah yang membunuh banyak pabrik kita. Jangan sampai ekonomi hancur, PHK, tak punya kerja dan bisa makan karena pandemi," sambungnya.

Wanti Rakyat Jakarta

Sebelumnya, Calon gubernur Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun kembali berkelakar soal ancaman pandemi. Menurut dia, saat ini tengah dibentuk kepanitiaan pandemi jilid dua yang akan kembali menyengsarakan rakyat.

“Saya tidak ngomong asal ngomong, tapi saya punya datanya. Kita harus bersiap bahwa ke depan tidak akan lama lagi akan ada pandemi, mereka sekarang sedang menyiapkan panitia,” kata Pongrekun di Jakarta, seperti dikutip Sabtu (16/11/2024).

Dia menilai, pembentukan panitia pandemi jilid dua sudah menampakkan tanda-tanda. Salah satunya adalah anggaran yang sudah disiapkan.

“Pandemi lalu belum selesai, belum. Sudah kelihatan gejalanya karena anggarannya sudah turun,” sebut pensiunan jenderal polisi ini.

Dia berharap agenda pandemi berikut tidak terlaksana. Sebab akan membuat rakyat kembali sengsara. Maka dari itu, dia mendorong publik Jakarta memilihnya agar program yang sudah disiapkannya untuk mencegah kembalinya pandemi dapat diwujudkan.

“Saya hanya menghimbau gunakan 14 hari ke depan ini dengan maksimal. Jangan terlena, jangan berleha-leha. Daripada salah pilih, penderitaan panjang akan kita alami bersama,” wanti dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya