Gibran: Jangan Sampai Kita Terpecah Belah karena Beda Pilihan Politik, Saling Hujat dan Baku Hantam

Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengingatkan agar perbedaan pilihan di pemilihan kepada daerah (pilkada) serentak 2024 tak menyebabkan masyarakat terpecah belah.

oleh Winda Nelfira diperbarui 20 Nov 2024, 09:10 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2024, 09:10 WIB
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat Apel Siaga Pengawasan Tahapan Masa Tenang Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota dan Wakil Wali Kota 2024 di Monumen Nasional (Monas).
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat Apel Siaga Pengawasan Tahapan Masa Tenang Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota dan Wakil Wali Kota 2024 di Monumen Nasional (Monas), Rabu (20/11/2024). (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengingatkan agar perbedaan pilihan di pemilihan kepada daerah (pilkada) serentak 2024 tak menyebabkan masyarakat terpecah belah. Dia juga mengimbau agar tak ada masyarakat yang saling hujat karena berbeda pendapat.

Hal itu disampaikan Gibran Rakabuming Raka dalam Apel Siaga Pengawasan Tahapan Masa Tenang Pemungutan dan Perhitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota dan Wakil Wali Kota 2024 di Monumen Nasional (Monas), Rabu (20/11/2024).

"Jangan sampai karena beda pendapat, karena beda pilihan politik, lalu kemudian kita terpecah, saling hujat, saling baku hantam, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa," kata Gibran.

Putra sulung Jokowi itu mengatakan, berbeda pilihan dalam pilkada serentak 2024 merupakan hal yang wajar. Dia bilang, perbedaan pendapat dan pilihan dalam kontestasi politik justru membuat demokrasi di Indonesia menjadi lebih beragam.

"Beda pilihan itu wajar, beda pendapat itu lumrah. Justru itu yang mewarnai demokrasi kita, justru itu yang mendewasakan demokrasi kita. Pemahaman ini yang harus terus disampaikan kepada masyarakat," jelas dia.

Oleh sebab itu, Gibran meminta agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dapat bersikap tegas dalam menjalankan fungsinya untuk mengawasi jalannya pilkada serentak 2024. Dia berharap agar Bawaslu tidak tebang-pilih terhadap pihak manapun.

Lebih lanjut, Bawaslu juga diminta meningkatkan sinergi dengan KPU, DKPP, TNI, Polri, Kejaksaan Agung, dan seluruh komponen masyarakat yang ada. Sehingga, ujarnya seluruh tahapan pilkada berlangsung semestinya.

"Pastikan pelaksanaan masa tenang benar-benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta terus kawal proses pilkada ini. Mulai dari pencoblosan, proses perhitungan, sampai penetapan," kata mantan wali kota Solo itu.

Baca juga Pakar Telematika Sebut Tugas Berat Menkomdigi Meutya Hafid: Ungkap Pemilik Akun Fufufafa

 

Carok Massal di Sampang, Satu Pendukung Bupati Tewas

Polda Jatim Tangkap 2 Tersangka Carok di Sampang
Polda Jatim Tangkap 2 Tersangka Carok di Sampang

Sebuah video viral di jejaring WhatsApp dan platform media sosial lainnya memperlihatkan peristiwa penyerangan oleh sekelompok pria menggunakan senjata tajam jenis celurit di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Informasi yang diperoleh, peristiwa carok berdarah ini terjadi setelah kunjungan paslon calon bupati-calon wakil bupati Sampang nomor urut 2 di Pilkada Sampang, Slamet Junaidi-Ahmad Mahfudz (Jimad Sakte), ke rumah salah satu tokoh desa setempat, pada Minggu, 17 November 2024.

Diketahui, rombongan calon nomor urut 2 tersebut sempat sempat diadang massa bersenjata celurit, tapi berhasil lolos melalui jalan lain.

"Sebelum penyerangan terjadi, paslon kami sempat akan diadang oleh kelompok penyerang. Namun bisa diselamatkan terlebih dahulu dan berhasil keluar dari lokasi kejadian," ujar Ketua Tim Pemenangan Jimad Sakteh, Surya Noviantoro, Senin, 18 November 2024.

Kasat Reskrim Polres Sampang Safril Selfianto dalam keterangannya mengatakan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara di Desa Ketapang Laok dan mengumpulkan alat bukti serta meminta keterangan sejumlah orang.

Safril menjelaskan, warga yang menjadi korban pengeroyokan menggunakan celurit itu bernama Jimmy Sugito Putra, warga Desa Ketapang Laok, Kecamatan Katapang, Kabupaten Sampang.

Jimmy diketahui merupakan saksi dari pasangan calon bupati nomor urut 2 Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimad Sakteh).

Baca juga 6 Fakta Terkait Aksi Carok di Sampang yang Tewaskan Saksi Paslon Pilkada 2024

Tiga Pelaku Carok Sampang Ditetapkan sebagai Tersangka

Ditreskrimum Polda Jatim menetapkan dua tersangka baru kasus carok di Sampang yang menewaskan Jimmy Sugito Putra merupakan salah satu saksi paslon Jimad-Sakteh di Pilkada Sampang 2024.

Dua tersangka baru tersebut berinisial IDI dan DUR. Dengan ada penambahan dua tersangka maka polisi telah menetapkan 3 tersangka.

"Kami telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini, dan masih kami dalami untuk kami kembangkan agar perkara ini cepat tuntas," ucap Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo usai acara doa bersama di Mapolda Jatim, Selasa (19/11/2024).

Listyo Sigit berharap semua pihak yang ada di Sampang untuk bisa menjaga dan menahan diri. "Karena habis ini akan dimulainya pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di Jawa Timur," kata Kapolri.

Dengan peristiwa tersebut, Listyo berharap tidak akan terulang kembali kejadian penganiayaan brutal tersebut. "Karena yang bertanding dalam kontestasi politik itu juga sahabat-sahabat kita, sehingga siapa pun terpilih mari kita dukung serta menghargai perbedaan pilihan," terangnya.

Sementara itu, Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman menjelaskan peran ketiga pelaku yang sudah ditangkap ini merupakan pelaku penganiayaan bringas kepada korban. "Jadi saat ini ketiga pelaku yang sudah kami tangkap masih kami lakukan pemeriksaan," ujar Farman.

Farman menjelaskan dari ketiga pelaku yang dirangkap, polisi masih memastikan rekonstruksi kejadian yang terjadi. "Jadi untuk DPO (Daftar Pancarian Orang) yang dicari masih menunggu hasil pemeriksaan tersangka," jelasnya.

Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya