Antisipasi Pasar Lesu, Pengembang Ini Sasar Properti Rp 300 Juta

Sektor properti menjadi salah satu investasi paling aman di tengah ketidakpastian pasar.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Sep 2015, 09:30 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2015, 09:30 WIB
Ilustrasi Investasi Properti 7
Ilustrasi Investasi (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Daya beli masyarakat menurun dan pelemahan rupiah menyebabkan harga material terdongkrak tidak memengaruhi ekspansi pengembang. Sejumlah pengembang misalnya, memilih fokus meluncurkan proyek properti dengan harga menengah bawah di bawah Rp 300 juta.

Komisaris Utama ISPI Group, Preadi Ekarto mengungkapkan di tengah melemahnya daya beli konsumen, di semester kedua tahun ini perusahaannya akan lebih banyak menawarkan proyek properti baik residensial maupun komersial dengan harga di bawah Rp 300 juta. Strategi ini diharapkan mampu memenuhi target pendapatan ISPI Group tahun ini sekitar Rp 350 miliar.

“Meski ekonomi sedang turun, asal pengembang mampu menciptakan proyek dengan konsep bagus dan harga terjangkau, saya kira pasti akan laku,” ujar Preadi kepada Liputan6.com, Selasa (8/9/2015).

Dia menambahkan, nilai tukar dollar AS yang fluktuatif membuat orang yang memiliki dana tunai (cash) kebingungan karena nilai rupiah menjadi tidak berharga. Oleh karena itu, sebaiknya uang tunai tersebut dibelikan properti. Sejatinya, properti adalah investasi yang paling aman di tengah ketidakpastian pasar, karena harga tanah sampai kapan pun tidak pernah turun.

Menurut Preadi, harga properti di satu kawasan akan terus meningkat naik begitu fasilitas di sekitarnya bertambah. Atas dasar itu, ISPI Group berkeyakinan permintaan properti akan tetap baik di paruh kedua tahun ini terutama di segmen menengah bawah. Pekan lalu di proyek Mutiara Gading City, Bekasi, perusahaan ini telah meluncurkan rumah dengan harga Rp 270 juta di Cluster Manhattan. Rumah dengan desain apartemen ini bahkan kelebihan permintaan.

"Kami pasarkan sebanyak 250 unit rumah, dan habis. Kami sedang mengkaji apakah akan melepas lagi unit dengan harga yang sama di cluster tersebut," kata Preadi.

Rumah di Cluster Manhattan memiliki luas bangunan 25 meter persegi, dan lahan 60 meter persegi. Meski seukuran unit apartemen tipe studio, namun pemilik masih bisa melakukan pengembangan luas bangunan ke atas.

Masih di segmen menengah, ISPI Group akan membangun kawasan komersial berupa shop house seharga Rp 300 juta di Mutiara Gading City, tepatnya di sekeliling theme park. Jumlahnya terbatas hanya 100 unit.

Kemudian, perusahaan akan membangun cluster residensial baru di proyek Cifest di Cikarang, Bekasi, dengan harga jual Rp 299 juta per unit. Jumlah keseluruhan rumah yang dipasarkan sebanyak 200 unit.

“ISPI Group juga akan ikutserta dalam program Sejuta Rumah dengan membangun 200 unit rumah sederhana sehat dengan harga Rp 120 juta per unit di sekitar Cibubur, Bogor. Kami akan pasarkan mulai bulan depan,” papar Preadi.

Bangun Akses

Sindhu Dwiarto, Direktur Mutiara Gading City mengungkapkan Cluster Manhattan dibangun di atas lahan sekitar 300 hektare (ha). Lokasinya di dukung akses jalan tol JORR 2, Tanjung Priok-Marunda -Cibitung, yang menghubungkan Jakarta, Kelapa Gading, Marunda hingga Cibitung.

“Kami sedang membangun jalan arteri, dan paling lambat tahun depan jalan ini sudah tembus ke Tarumajaya yang merupakan salah satu exit toll tol JORR Cimanggis-Cibitung yang segera dibangun dalam waktu dekat” ujar Sindhu. (Muhammad Rinaldi/Ahm)

Reporter: Muhammad Rinaldi

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya