Pengembang Masih Tergoda Kawasan Padat Penduduk

Jagakarsa merupakan wilayah terluas ke-2 di Jakarta Selatan setelah Kecamatan Cilandak.

oleh Fathia Azkia diperbarui 27 Jan 2016, 09:47 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2016, 09:47 WIB
Pengembang Masih Tergoda Kawasan Padat Penduduk-Rumah.com
Meski sudah padat penduduk, namun Jagakarsa masih disebut sebagai lokasi favorit untuk hunian.

Liputan6.com, Jakarta - Meski kian hari kian padat, pembangunan hunian di Jakarta Selatan masih terus berlangsung, salah satu yang menjadi incaran pengembang adalah kecamatan Jagakarsa.

Berbatasan langsung dengan kecamatan Cilandak di sebelah barat, Jagakarsa memiliki akses mudah menuju tol JORR dan kawasan perkantoran TB Simatupang.

Dikutip dari Wikipedia.org, Jagakarsa merupakan wilayah terluas ke-2 di Jakarta Selatan setelah Kecamatan Cilandak. Jumlah penduduknya kini mencapai 311.484 jiwa per kilometer persegi.

Meski sudah padat penduduk, namun Jagakarsa masih disebut sebagai lokasi favorit untuk hunian. Tak heran, sejumlah perumahan baru terus bermunculan di sini, sebut saja Adora Townhouse, Linea Haus, Akasha Jagakarsa, Villa Kanaya, hingga Griya Torina Keranji.

Supervisor PT. Inti Agung Mulia, Theovani Alfathessa, menjelaskan beberapa faktor yang membuat pengembang perumahan tetap mengincar Jagakarsa, terlepas dari padatnya penduduk dan makin mahalnya harga tanah. Salah satunya adalah proses birokrasi, termasuk pengurusan pajak-pajak, yang dinilai lebih mudah dan cepat.

“Jagakarsa masuk ke dalam peraturan Pemprov DKI Jakarta. Jadi pajak-pajaknya lebih transparan dan terkontrol. Yang penting, jelas pembangunannya untuk apa dan mematuhi ketetapan RTH sebesar 60 persen dan KDB 40 persen,” ungkap Thessa kepada Rumah.com, seperti ditulis pada Rabu (27/1/2016).

Debit air yang masih cukup tinggi membuat warga sekitar tak pernah kekeringan saat musim kemarau datang. Pertimbangan lokasi yang strategis pun menjadi daya tarik utama di mata pengembang.

Jagakarsa juga punya akses ke berbagai sarana transportasi massal seperti kereta commuter line dan TransJakarta. Kawasan ternama seperti Kemang, Fatmawati, dan Pondok Indah, bisa ditempuh dalam jarak yang relatif singkat. Belum lagi kualitas lingkungan fisik dan lingkungan sosial turut mendukung, meliputi fasilitas umum dan sosial.

Cepat laku

Harga tanah dan bangunan yang berada di kawasan padat penduduk cenderung terus meningkat dibandingkan di kawasan yang kurang padat. Ini karena lahan di kawasan padat penduduk bisa dimanfaatkan untuk beragam keperluan, seperti perumahan, komersial, sarana dan prasarana umum.

Saat kawasan semakin maju, maka harga tanah pun semakin mahal. Dikutip dari jakarta.go.id, sejak tahun 2014 lalu kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tertinggi dipegang oleh kawasan Jagakarsa.

“NJOP Jagakarsa saat ini ada di angka Rp2.925.000, masih lebih tinggi dibanding Gambir, Jakarta Pusat, dan Pasar Rebo, Jakarta Timur,” tutur Thessa.

Pengembang mengaku beberapa faktor menarik diatas merupakan alasan utama membangun proyek perumahan di kawasan padat penduduk seperti Jagakarsa. Tujuannya jelas, rumah yang berada di kawasan padat penduduk dinilai lebih cepat laku dan mudah saat dipasarkan.

Disukai konsumen asing

Permintaan pembangunan properti terutama perumahan menjadi salah satu faktor penyebab Jagakarsa masih diburu oleh developer menengah atas. Sasaran pembelinya tak lagi hanya konsumen lokal, melainkan konsumen asing yang sudah menikah dengan warga negara Indonesia.

“Di Adora Townhouse sendiri ada satu konsumen asing yang sudah menikah dengan WNI (istrinya). Alasannya mereka memilih Jagakarsa itu karena harganya masih terjangkau dibanding Cipete dan Kemang yang sudah sangat mahal,” Thessa menjelaskan.

Berdasarkan data yang dihimpun Rumah.com, selain di Adora, sejumlah WNA beristri WNI juga menjadi konsumen hunian lain di kawasan Jagakarsa, seperti di Linea Haus, dan lainnya.

Menurut Thessa, Jagakarsa merupakan salah satu kawasan paling dicari oleh warga negara asing. Mengingat udara di sini relatif sejuk dan bersih karena masih terdapat banyak pepohonan, cocok dengan kebutuhan jasmani mereka.

Dibanding Cilandak Barat, Cipete, atau Kemang, yang sudah berada di atas Rp 5 miliar, harga rumah di Jagakarsa dinilai masih terjangkau. Dengan kocek Rp1,7 hingga Rp4 miliar, konsumen bisa mendapatkan rumah dua lantai dengan kualitas yang mumpuni.

“Pas untuk ekspatriat yang penghasilannya standar, tapi ingin punya rumah di Jakarta Selatan untuk istri dan anak-anaknya yang berstatus WNI,” tandas Thessa.

Foto: Linea Haus

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya