Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan infrastruktur transportasi seperti light rapid transit (LRT) dan kereta api cepat yang sedang dikerjakan pemerintah akan meningkatkan kelas daerah-daerah pinggiran kota (sub urban) sebagai lokasi pengembangan hunian vertikal (apartemen).
Kondisi itu sudah terjadi di banyak kota besar di dunia. Pekerja kelas menengah memilih tinggal di sub-urban yang sudah bagus infrastruktur transportasinya.
Baca Juga
Pakar Properti Panangian Simanungkalit mengungkapkan hal itu seperti ditulis Liputan6.com, Rabu (3/2/2016).
Advertisement
Dia menyebutkan, saat ini kondisi di tempat daerah penyangga utama Ibukota Jakarta yakni Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek) hampir sama dengan China 15 tahun lalu.
Lokasi-lokasi di pinggir kota mulai dibangun infrastruktur termasuk transportasi massal sehingga banyak penduduk kelas pekerja memilih tinggal di kawasan-kawasan baru di pinggiran tadi.
Baca Juga
Nanti dengan adanya LRT, kata Panangian, maka jarak tempuh dari Bekasi ke Jalan Thamrin Jakarta misalnya hanya sekitar 20 menit, dari sebelumnya sekitar 1-2 jam.
"Dengan adanya transportasi massal membuat perjalanan dari Bekasi ke Jakarta menjadi  lebih cepat, sehingga properti itu sangat strategis. Aksesibilitasnya meningkat, sehingga nilai investasinya juga akan terdongkrak," papar Panangian.
Dibanding tiga daerah pinggiran Jakarta lain, menurut dia, Bekasi memiliki potensi pasar apartemen yang cukup besar karena di kawasan tersebut banyak kalangan kelas menengah.
Bahkan sejak 1990, Bekasi menjadi salah satu pusat pertumbuhan properti yang sangat pesat seperti halnya di Tangerang. Keduanya ditunjang aktivitas sejumlah kawasan industri skala menengah besar.
Saat ini jumlah penduduk Bodetabek diperkirakan mencapai total 32 juta orang, jauh lebih besar dibandingkan penduduk Jakarta yang hanya 12 juta orang. Artinya, menurut Panangian, kebutuhan hunian di Bodetabek masih cukup tinggi.
Waktu Membeli
Panangian kembali mengingatkan masyarakat saat ini merupakan waktu tepat untuk membeli (time to buy) properti, karena harga masih terkoreksi dan sedang bergerak tumbuh. Teori investasi, belilah properti ketika harga sedang turun atau bertumbuh, jangan ketika harga sudah mahal.
"Siklusnya sekarang pasar properti sedang di bawah. Dan yakinkan ini sudah menuju tren tumbuh dan mengalami masa puncak saat booming pada 2018," jelas owner Panangian School of Property (PSP) tersebut.
Dia menilai, pasar properti nasional saat ini sangat percaya diri dan tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan, bahkan ke depan merupakan saatnya menuai keuntungan dari investasi properti yang sudah dilakukan.
Bagi pembeli yang ingin mencari apartemen potensial di daerah pinggiran, Panangian mengingatkan agar memerhatikan beberapa aspek antara lain kemampuan finansial, lokasi apartemen apakah mendukung aktivitas sehari-hari, serta pilihkan pengembang yang bisa dipercaya mampu memulai dan menyelesaikan proyek apartemen tersebut.
"Keuntungan investasi properti yang baik saat ini sudah di atas 20 persen per tahun, sehingga lebih baik dari investasi lainnya. Selain itu, investasi apartemen cukup menarik karena yield nya bisa sekitar 8-9 persen, jauh di bawah yield perkantoran yang jauh di bawah itu," pesan Panangian.
Direktur PT Langgeng Makmur Perkasa (LMP Group), Yuyu Y Kasim sependapat. Menurut dia, ketika infrastruktur semakin lengkap, maka akan mendorong perkembangan properti terutama nilai investasinya.
"Pembangunan sejumlah infrastruktur dan transportasi di Kota Bekasi diperkirakan selesai seluruhnya pada 2017. Itu akan menjadi blower bagi pasar hunian di kawasan ini," kata Yuyu kepada Liputan6.com.
Selain pembangunan LRT, di Bekasi saat ini juga sedang berlangsung pembangunan jalan tol Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu) yang menambah akses warga Bekasi menuju Jakarta.
LMP Group saat ini sudah memulai pembangunan proyek Wismaya Residence yang sudah memulai tahap pengerjaan konstruksi (groundbreaking) dan ditargetkan selesai seluruhnya pada 2018. (Muhammad Rinaldi/Ahm)