Liputan6.com, Jakarta Setelah sukses melakukan handover unit apartemen pertamanya, Acacia, Sky House Alam Sutera+ kini siap memasuki tahap baru dengan dimulainya proses handover unit Tower Castilla kepada para pemilik, mulai 18 Februari 2025.
Sky House Alam Sutera+ semakin diminati oleh end-user maupun investor berkat lokasinya yang strategis, dikelilingi oleh dua proyek prestisius, salah satunya Jakarta Premium Outlets® yang diperkirakan mulai beroperasi pada 2025.
Advertisement
Baca Juga
Head of Marketing Sky House Alam Sutera+, Robby Gunawan, optimistis bahwa kehadiran Jakarta Premium Outlets® akan memberikan nilai tambah bagi penghuni dan investor properti.
Advertisement
“Kami yakin dengan hadirnya shopping mall terbaru di Alam Sutera ini akan memberikan dampak positif bagi penghuni dan investasi properti di sini. Apartemen ini menawarkan gaya hidup lebih praktis dan efisien. Hanya dengan berjalan kaki, penghuni dapat langsung mengakses mall Jakarta Premium Outlets®,” tutur Robby dikutip Rabu (19/2/2025).
Lebih lanjut, Robby menambahkan, bahwa dengan handover yang akan dimulai pada 18 Februari 2025, Sky House Alam Sutera+ berusaha agar setiap unit diserahkan dalam kondisi terbaik kepada para pemilik.
Sky House Alam Sutera+ berkomitmen untuk menghadirkan hunian berkualitas tinggi dengan menggandeng kontraktor ternama WIKA Gedung, yang memiliki reputasi unggul dalam pembangunan infrastruktur dan gedung bertingkat.
Untuk memberikan kenyamanan lebih bagi end-user, developer menawarkan unit apartemen fully furnished dan ready move-in dalam jumlah terbatas, sehingga penghuni dapat segera menikmati hunian tanpa perlu repot mengurus perabotan tambahan.
Sebagai bagian dari perayaan handover Tower Castilla serta menyambut bulan suci Ramadhan, Sky House Alam Sutera+ menawarkan berbagai promo menarik, di antaranya PPN ditanggung oleh developer hingga Rp155 juta, bebas Booking Fee dan DP, serta berbagai skema pembayaran fleksibel yang memudahkan pembelian hunian, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Dengan serah terima yang akan berlangsung bertahap pada 2025, calon pembeli dapat segera memanfaatkan kesempatan ini untuk memiliki hunian berkualitas dengan berbagai keuntungan eksklusif.
Harga Rumah di Kota-Kota Ini Naik Tinggi, Mana Saja?
Sebelumnya, Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dirilis oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa harga properti residensial di pasar primer pada triwulan IV 2024 tetap tumbuh terbatas.
Berdasarkan hasil survei tersebut, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) tercatat mengalami pertumbuhan tahunan (year-on-year / yoy) sebesar 1,39%. Meskipun masih positif, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 1,46% yoy.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, mengatakan perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan kenaikan harga pada rumah tipe kecil dan menengah yang masing-masing tumbuh sebesar 1,84% (yoy) dan 1,31% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan 1,97% (yoy) dan 1,33% (yoy) pada triwulan III 2024.
Sementara itu, harga rumah tipe besar menunjukkan peningkatan dari 1,04% (yoy) menjadi 1,46% (yoy) pada triwulan IV 2024.
Secara spasial, IHPR di 18 kota mengalami peningkatan secara tahunan, dengan 10 kota tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan.
Perlambatan pertumbuhan terbesar terjadi di Kota Pontianak dan Banjarmasin dari masing-masing sebesar 3,34% (yoy) dan 1,57% (yoy) pada triwulan Ill 2024, menjadi 2,82% (yoy) dan 1,29% (yoy) pada triwulan IV 2024.
Sedangkan, harga rumah di beberapa kota tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama di Kota Surabaya, yang tumbuh dari 0,73% (yoy) menjadi 1,09% (yoy).
Akselerasi harga yang cukup besar juga terjadi di Kota Balikpapan dan Pekanbaru, dari masing-masing sebesar 1,22% (yoy) dan 2,47% (yoy) menjadi 1,49% (yoy) dan 2,64% (yoy).
Advertisement
Pasar Primer
Secara triwulanan, IHPR di pasar primer pada triwulan IV-2024 juga tumbuh sebesar 0,19% (qtq), lebih rendah dari 0,27% (qtq) pada triwulan sebelumnya.
"Perlambatan harga rumah ini disebabkan oleh pertumbuhan harga tipe rumah kecil dan menengah pada triwulan IV-2024 masing-masing sebesar 0,23% (qtq) dan 0,17% (qtq), lebih rendah dari 0,50% (qtq) dan 0,40% (qtq) pada triwulan IIl 2024," ujarnya.
Di sisi lain, perkembangan harga rumah tipe besar pada triwulan IV-2024 relatif stabil sebesar 0,19% (qtq).
Secara spasial, IHPR di 18 kota juga tumbuh positif secara triwulanan, meski tercatat melambat di 11 kota yang disurvei. Perlambatan harga properti residensal terbesar terpantau di Kota Pekanbaru dari tumbuh 1,35% (qtq) pada triwulan III 2024 menjadi 0,26% (qta) pada triwulan IV-2024, diikuti oleh Kota Medan dari 0,68% (qtq) menjadi 0,10% (qtq), dan Kota Bandung dari 0,65% (qtq) menjadi 0,12% (qtq).
Perkembangan harga properti residensial yang melambat pada triwulan IV-2024 sejalan dengan inflasi Indeks Harga Perdagangan Besar untuk barang Konstruksi yang tumbuh lebih rendah, dari 0,80% (yoy) pada triwulan IIl 2024 menjadi 0,72% (yoy) pada triwulan IV-2024.
