Fluktuasi Harga Properti Komersial Berlanjut

Melambatnya kenaikan harga properti komersial disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar terhadap properti komersial.

oleh Anto Erawan diperbarui 24 Feb 2016, 22:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2016, 22:00 WIB
20160217-BI Rate Turun, Penjualan Properti 2016 Diramal Naik 5%-10%-Jakarta
Pengunjung melihat maket perumahan saat pameran Indonesia Properti Expo 2016 di Jakarta, Rabu (17/2). Penjualan properti tahun ini diprediksi mengalami peningkatan di kisaran 5%-10% jika suku bunga acuan BI turun 50 basis poin (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Di kuartal terakhir 2015, harga properti komersial secara kuartalan mengalami perlambatan (0,43 persen, qtq). Padahal, di kuartal sebelumnya harga terpantau naik sebesar 0,64 persen (qtq). Demikian hasil Survei Perkembangan Properti Komersial yang dirilis Bank Indonesia (BI).

Dikutip dari Rumah.com, seperti ditulis Rabu (24/2/2016) survei tersebut menyebutkan, kenaikan harga properti komersial yang melambat disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar terhadap properti komersial.

Perlambatan kenaikan harga properti komersial secara kuartalan terjadi pada segmen perkantoran (0,10 persen, qtq), ritel (0,41 persen, qtq), dan kompleks pergudangan (0,68 persen, qtq). Sementara itu, segmen hotel dan apartemen mengalami penurunan masing-masing sebesar -2,76 persen (qtq) dan -0,43 persen (qtq).

Data Bank Indonesia juga memperlihatkan kontraksi pada segmen hotel terutama terjadi di semua wilayah, sejalan dengan ketatnya persaingan.

Sementara itu, segmen apartemen mengalami kontraksi harga dari 0,88 persen (qtq) menjadi -0,43 persen (qtq), terutama terjadi di wilayah Jabodebek, dari 0,66 persen (qtq) menjadi -1,12 persen (qtq). Kontraksi harga yang terjadi pada segmen apartemen sejalan dengan melemahnya permintaan akibat perekonomian yang melambat.

Di lain sisi, segmen convention hall dan lahan industri mengalami kenaikan harga pada kuartal IV-2015 dibandingkan kuartal sebelumnya, masing-masing sebesar 8,09 persen (qtq) dan 0,62 persen (qtq).

Kenaikan harga lahan industri terutama terjadi di wilayah Banten yang mencapai 5,54 persen (qtq), terutama disebabkan oleh beroperasinya kawasan industri baru, yaitu Griya Idola Industrial Park (GIIP) yang harga jualnya sangat tinggi, karena memiliki aksebilitas yang jauh lebih baik dibandingkan kawasan industri lainnya.

Sedangkan, pertumbuhan harga pada segmen convention hall terutama terjadi di wilayah Jakarta sejalan dengan tingginya kegiatan pameran.

Secara tahunan, harga properti komersial meningkat sebesar 27,11 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya (26,02 persen, yoy). Kenaikan harga properti komersial terjadi pada semua segmen terutama lahan industri (30,96 persen, yoy), khususnya di wilayah Makassar yang tumbuh 52,27 persen (yoy). Kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya permintaan lahan industri di wilayah timur Indonesia.

Sementara itu, kenaikan harga terendah dialami oleh segmen hotel (2,77 persen, yoy), setelah pada kuartal sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 21,44 persen (yoy). Kondisi ini sejalan dengan melemahnya permintaan karena perekonomian yang melambat.

Kontraksi Kredit Apartemen

Perkembangan kredit konsumsi secara tahunan pada kuartal IV-2015 tercatat sebesar 9,08 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada kuartal III-2015 sebesar 10,11 persen (yoy).

Pertumbuhan kredit kepemilikan apartemen, khususnya tipe di atas 70 pada kuartal IV-2015 masih tercatat kontraksi (-5,35 persen, yoy), lebih rendah dibanding kontraksi pada kuartal sebelumnya (-4,27 persen, yoy).

Pertumbuhan kredit kepemilikan apartemen tipe kecil (tipe 21) pada kuartal IV-2015 juga mengalami kontraksi sebesar -1,46 persen (yoy), setelah sebelumnya mencatatkan pertumbuhan 1,89 persen (yoy).

Sementara itu, kredit kepemilikan apartemen tipe menengah (22-70) juga mengalami perlambatan (1,92 persen, yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit ini sejalan dengan masih tingginya suku bunga kredit. (Anto E/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya