Liputan6.com, Jakarta Beberapa minggu lalu, jagat media sosial sempat dihebohkan oleh beredarnya video terkait keterangan calon gubernur DKI dari pasangan nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono, saat diminati pendapat tentang permasalahan banjir di Jakarta.
Dalam video itu, putra pertama mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, melontarkan konsep ‘rumah apung’ yang kemudian menjadi perbincangan hangat di kalangan warga internet (netizen) hingga menjadi viral.
Akan tetapi, Agus menampik bahwa rumah apung merupakan salah satu dari sekian program yang akan digulirkannya jika terpilih menduduki kursi DKI 1.
Advertisement
Baca juga: KPU Rilis Aset Properti Milik AHY dan Sylvi
“Bukan program saya. Jadi saya hanya memberi gambaran, bahwa di dunia ini banyak kreativitas, banyak contoh-contoh bagaimana menghadirkan solusi tanpa harus menggusur warganya begitu,” jelasnya.
Saat menjabarkan program yang sebenarnya terkait tempat tinggal bagi warga Jakarta, Agus menegaskan komitmennya adalah membangun perumahan rakyat yang humanis serta menata kawasan kumuh dan bebas banjir.
Prinsip pembangunan pun tidak dilandasi dengan penggusuran, serta diikuti oleh keaktifan komunitas warga setempat.
“Skema pembangunannya akan dilaksanakan melalui kolaborasi antar Pemda, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan swasta,” ia mengatakan.
Di mata Agus, pembangunan rumah rakyat harus diprioritaskan sebab berdampak positif terhadap perekonomian Jakarta.
Baca juga: Euforia Pilkada Pengaruhi Sektor Properti
“Sektor perumahan sudah pasti memberi multiplayer effect bagi sektor-sektor lainnya. Maka dari itu, saya dan Mpok Sylvi akan menciptakan rumah rakyat yang terintegrasi dengan sarana dan prasarana, fasilitas publik, hingga sistem transportasi,” tukasnya.
Menurut catatan yang dipaparkannya, kepemilikan hunian di DKI Jakarta saat ini sekitar 47 persen, ditambah lagi masih banyaknya pemukiman kumuh yang terletak di pinggir sungai.
“Angka kekurangan hunian atau backlog di Jakarta mencapai 300 ribu unit. Tidak hanya itu, Jakarta juga punya seribu hektar kawasan kumuh yang tersebar di 13 pinggiran sungai. Ini tentu merupakan kondisi serius yang harus segera dientaskan,” imbuh Agus.
(Rumah murah rakyat mulai Rp120 Jutaan)
Program merupakan bentuk kontinuitas
Meningkatkan akses warga DKI Jakarta terhadap hak atas tempat tinggal termaktub dalam Program Aksi yang digaungkan oleh Agus-Sylvi.
Sebanyak 10 program unggulan yang diajukan oleh paslon ini sangat baik bila dilaksanakan, karena dapat mewujudkan kontinuitas dari program yang sudah berlangsung.
Dalam pemilihan kepala daerah dan birokrat lainnya, kontinuitas menjadi suatu hal yang jarang sekali ditemui.
“Tantangan dalam mewujudkan program terkait perumahan bagi Agus-Sylvi adalah visibilitas dari program itu sendiri. Dengan unggulan program dana bantuan satu miliar per RW, apakah masih ada cukup dana untuk merealisasikan pemenuhan kebutuhan papan bagi warga,” ujar Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan.
Dinukil dari laman agussylvidki.com/program-rumah-rakyat, dijabarkan bahwa paslon ini merencanakan pembangunan Rumah Rakyat selama lima tahun dengan mengalokasikan dana sebesar Rp300 Triliun.
Rp75 Triliun akan disediakan oleh pemda, sementara Rp225 Triliun-nya melalui kerjasama dengan pihak swasta.
“Itu artinya, 25% dari biaya program Rumah Rakyat inilah yang akan ditanggung oleh Pemerintah DKI. Dengan tantangan kondisi bisnis properti yang berlangsung selama ini, Agus-Sylvi harus berhasil memperoleh komitmen dari pengembang dalam hal kontribusi bagi pembangunan rumah rakyat,” tandasnya.
(Klik rumah.com/perumahan-baru dan temukan puluhan apartemen dan rumah dengan harga mulai Rp100 Jutaan)