Liputan6.com, Jakarta Kedatangan Raja Arab Saudi ketujuh, Salman bin Abdulaziz al-Saud, ke tanah air membawa sejuta cerita menarik. Selain nilai investasi triliunan yang ditanamkannya, kunjungan Raja kali ini juga disorot karena ia turut serta memboyong 19 pangeran untuk mendampinginya.
Meski tak ikut dalam rombongan, nama Pangeran Alwaleed bin Talal justru lebih banyak dicari publik. Bagaimana tidak, disebut sebagai Pangeran terkaya di Arab Saudi versi Forbes, keponakan raja ini diketahui memiliki harta senilai USD30 Miliar atau sekitar Rp400,5 Triliun. Wow!
Lahir pada tanggal 7 Maret 1955 di Arab Saudi, ia memang sudah bergelimang kekayaan sejak lahir. Setelah menyelesaikan studinya di Menlo College dan Syracuse University, Pangeran Alwaleed lantas mendirikan perusahaannya sendiri.
Advertisement
Al Saud Garden: Taman untuk Mengabadikan Kedatangan Raja Salman
Dikutip Rumah.com, kepiawaiannya dalam berinvestasi menjadikannya satu-satunya investor asing terbesar yang tidak berasal dari Amerika Serikat (AS). Bahkan, sejumlah media menjuluki pangeran yang satu ini sebagai `Warren Buffett` asal Arab Saudi karena kehebatannya berbisnis.
Bisnis yang digelutinya sebagian besar difokuskan pada sektor properti komersial. Lewat Kingdom Holding Company yang dipayunginya, Pangeran Alwaleed berhasil memiliki saham di sejumlah perusahaan berskala global.
Sebut saja diantaranya ia tercatat memiliki sejumlah saham di bidang perhotelan termasuk Four Seasons Hotels & Resorts, Movenpick Hotels & Resorts dan Raimont Raffles Holding. Tak berhenti sampai di situ, ia juga dilansir mempunyai saham di Hotel George V, Paris dan Savoy Hotel di London.
Menyangkut hunian pribadi, dikabarkan Pangeran Alwaleed menempati rumah mewah senilai USD130 Juta (Rp1,75 Triliun) yang terlihat megah bak istana. Hunian itu bahkan memiliki garasi yang mampu menampung lebih dari 300 koleksi mobilnya.
Saking luasnya, pesawat terbang pribadi Airbus A380 miliknya juga bisa terparkir di sana.
(Tertarik investasi properti seperti Pangeran Alwaleed? Simak daftar properti baru di sini)
Pendiri Jeddah Tower
Pada bulan Agustus 2011 silam, sang pangeran mengumumkan bahwa perusahaannya telah bekerjasama dengan Bin Laden Group untuk membangun gedung tertinggi di dunia, Kingdom Tower (sekarang bernama Jeddah Tower), yang memiliki ketinggian 1.000 meter dengan menelan biaya 4,6 Miliar Riyal.
Baca juga: Berinvestasi Dekat Lokasi Festival Keren di Dubai
Sebelum dibangun pada Mei 2013, gedung tersebut rencananya akan memiliki ketinggian mencapai 1.609 meter dengan perkiraan nilai investasi sekitar USD20 Miliar atau setara Rp260 Triliun, namun kondisi lingkungan tidak memungkinkan pembangunan tersebut.
Jeddah Tower yang rencananya rampung pada 2019 mendatang mempunyai arah hadap langsung tak terbatas ke Laut Merah. Gedung komersial itu terdiri dari hotel bintang lima, apartemen, ruang kantor, dan ruang observatory untuk mengamati benda-benda di langit.
Bangunan pencakar langit ini didesain oleh arsitek asal Chicago, Adrian Smith, dari firma Adrian Smith + Gordon Gill Architecture (AS + GG). Kedua arsitek ini merupakan perancang menara Burj Khalifa ketika masih bekerja untuk firma arsitek Skidmore, Owings & Merill (SOM).
Menariknya, Jeddah Tower memiliki fitur konstruksi berteknologi tinggi. Dinding eksteriornya dibekali sistem performa tinggi, termasuk kaca dengan konduktivitas rendah yang mampu mengurangi konsumsi energi berlebih serta mengurangi muatan panas.
Sumber foto utama: Forbes