Tren Apartemen BSD Tumbuh 15%/Tahun

Dengan lokasi yang sangat strategis, potensi hunian vertikal di BSD jauh lebih menguntungkan.

oleh Fathia Azkia diperbarui 10 Mei 2017, 12:04 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2017, 12:04 WIB
BSD city
Dengan lokasi yang sangat strategis, potensi hunian vertikal di BSD jauh lebih menguntungkan.

Liputan6.com, Jakarta Wilayah Bumi Serpong Damai atau BSD kian hari kian subur. Sekiranya begitulah pemandangan yang nampak pada area penyangga Jakarta ini.

Perkembangan kota terencana seluas 6.000 hektar ini terbilang sangat pesat, sehingga mampu menarik minat para pengembang kelas kakap untuk menjadikan BSD sebagai area bisnisnya.

Sebut saja salah satunya developer terkemuka, PT Aldebaran, yang mengembangkan residensial Roseville SOHO and Suite. Menurut Owner sekaligus Director PT Aldebaran, Franciscus Lugito, alasan ketertarikannya menancapkan karya terbarunya di BSD tak lain adalah karena faktor potensi wilayah.

“Pesatnya perkembangan di BSD tak lepas dari proyek infrastruktur yang ada seperti misalnya akses tol Serpong-Balaraja yang direncanakan rampung tahun depan. Dari sisi fasilitas publik, BSD sangat mampu memenuhi kebutuhan warganya dengan 70 sekolah favorit, tujuh universitas terkemuka, 10 entertainment parks, pusat perbelanjaan kelas atas, rumah sakit ternama, hingga hotel,” katanya.

Baca juga: Tol Serpong – Balaraja Telan Biaya Rp 6,2 Triliun

Tidak cukup sampai di situ, BSD kini juga dikenal sebagai area bisnis baru yang berkembang. Ini dibuktikan dengan berpindahnya beberapa perusahaan terkemuka ke BSD seperti PT Unilever Indonesia.

“Mobilitas penduduk yang tinggi ditambah areanya yang masih berkembang, membuat hunian di BSD layak dibidik untuk tujuan investasi maupun sebagai tempat tinggal utama. Pada tahun 2015 lalu saat peluncuran awal, harga unit di Roseville masih dipasarkan kisaran Rp460 Jutaan dan sekarang sudah naik 30% menjadi Rp670 Jutaan,” jelas Lugito.

Sebagai pedoman investasi, potensi kenaikan harga sebuah apartemen antara 10%-20% per tahun. Namun, di lokasi-lokasi apartemen yang masih taraf pengembangan dan memiliki prospek baik, kenaikannya bisa di atas 25%.

Menurutnya, dengan lokasi yang sangat strategis, potensi hunian vertikal di BSD jauh lebih menguntungkan. “Lokasi lain dengan posisi yang sama di Jakarta Barat harganya sudah mencapai Rp35 Juta per m2, di Jakarta Selatan dan Pusat sudah sekitar Rp40-50 Juta. Sedangkan di area sentra bisnis di BSD harga baru dipatok Rp22 Juta/m2.”

Baca juga: Eksotisme Serpong Belum Pudar

Lokasi Favorit Ekspatriat

Dalam analisa Colliers International Indonesia, BSD disebut sebagai alternatif kedua tempat tinggal para ekspatriat setelah Jakarta Selatan.

Jika sebelumnya mereka menyukai hunian yang berbentuk rumah, sehingga pilihan jatuh ke Jakarta Selatan, maka ketika BSD menjadi second options, jelas hunian yang mereka tuju adalah jenis apartemen atau kondominium.

“Terpilihnya BSD dikarenakan harga sewa yang masih kompetitif, serta dekat dengan lokasi tempat mereka bekerja. Dan dari analisa kami memang terlihat ada beberapa perubahan tren yang terjadi pada bisnis hunian bagi ekspatriat di Indonesia,” jelas Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Collier International Indonesia.

Dasarnya adalah, sepanjang tahun 2016 banyak perusahaan asing yang mengurangi jumlah tenaga kerjanya yang berasal dari negara-negara Barat dan menggantikannya dengan pekerja yang berasal dari Asia.

Itu sebabnya, tahun 2016 terjadi peningkatan jumlah eksekutif yang berasal dari Asia, terutama Cina.

Tertarik berinvestasi apartemen di BSD, Serpong, dan sekitarnya? Temukan daftar pilihannya dengan harga di bawah Rp1 Miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya