Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyatakan pembebasan lahan pembangunan jalan tol Trans Jawa sepanjang 661 km telah mencapai 91 persen.
Melihat progres pembebasan lahan tersebut, dirinya optimis jalan tol trans jawa bisa tersambung pada tahun 2018.
“Kami yakin Tol Trans Jawa pada 2018 bisa tersambung, terutama hingga Semarang. Setelah itu, fokus pembangunan beralih ke Jawa Timur untuk rute menuju Surabaya – Mojokerto, dan Mojokerto – Jombang – Kertosono yang statusnya sekarang tengah dalam masa konstruksi,” ujar Menteri Basuki seperti dikutip Rumah.com.
Advertisement
Dikatakannya pembebasan lahan untuk Tol Trans Jawa bisa dipercepat melalui sejumlah terobosan, salah satunya dengan adanya dana talangan dari Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Pada tahun 2016, dana LMAN yang terserap untuk proyek jalan tol sebesar Rp15,75 triliun. Menteri Basuki juga mengapresiasi kerjasama yang semakin baik dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) dan Mahkamah Agung yang ikut mendorong pembebasan lahan.
“Dengan beroperasinya Tol Trans Jawa, maka perjalanan dari Jakarta ke Surabaya hanya butuh waktu sekitar 10 jam,” imbuh Basuki.
Terkait pembebasan lahan Tol Trans Jawa, ia menyatakan secara keseluruhan progresnya sudah di atas 90 persen. Berdasarkan catatan, beberapa lokasi lahan yang belum bebas diantaranya daerah Kendal yang terletak di paket 3 dan 4 ruas tol Batang – Semarang.
Melihat proses pengerjaan yang cukup cepat, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengapresiasi hal tersebut dan menilai kecepatan ini didukung dengan sejumlah inovasi pembiayaan infrastruktur yang tidak hanya mengandalkan APBN.
“Sejumlah inovasi pembiayaan infrastruktur kita hadirkan dalam bentuk penyertaan modal negara melalui BUMN dan juga bisa dalam bentuk Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk bisa menjembatani kebutuhan pembiayaan,” katanya.
Tidak hanya jalan tol, Pemerintah juga berencana mengembangkan jalur provinsi yang dapat menjadi jalur alternatif di ruas jalan nasional dari Brebes Timur hingga Semarang. Jalan provinsi yang membentang secara diagonal sejak Banyuputih – Parakan berpotensi menjadi jalur alternatif untuk memecah kepadatan.
Mengamati peta di atas, setidaknya ada beberapa lokasi yang menjadi fokus utama untuk jalur Tol Trans Jawa salah satunya wilayah Pemalang, Jawa Tengah. Dan pada umumnya, kehadiran infrastruktur baru seringkali meningkatkan citra suatu wilayah dan berimplikasi juga pada potensi properti di sekitarnya.
Jika sebelumnya menuju Pemalang hanya bisa diakses lewat jalur pantura dan kereta api, maka Trans Jawa sudah pasti menjadi jalur baru yang bisa mempermudah masyarakat luar ke wilayah ini. Melongok pengembangan propertinya, Pemalang saat ini sudah cukup diramaikan perumahan baru segmentasi menengah-bawah.
Salah satu contohnya, berdasarkan kanal Perumahan Baru Rumah.com, adalah perumahan Grand Comal Residence. Dengan banderol harga mulai dari Rp200 juta sampai Rp800 juta, klaster tersebut punya lokasi strategis yang dekat dari fasilitas umum.
Mulai dari Pasar Comal (50 meter), akses transportasi 24 jam, stasiun kereta api, sampai dengan rumah sakit. Perumahan karya pengembang PT. Walet Propertindo Lestari ini hanya berjarak 500 meter dari Jalan Raya Pantura.
Bergeser ke area Batang, perumahan Puri Cempaka 4 cukup layak dipertimbangkan untuk sarana investasi properti di luar daerah.
Berjarak hanya 5 kilometer dari alun-alun kota Batang, daya tarik perumahan ini adalah lokasinya yang terbilang masih alami dan udaranya yang bersih. Dengan harga yang relatif terjangkau, mulai dari Rp110 juta sampai Rp116 juta, konsumen sudah bisa memiliki rumah dengan tipe 36.