Liputan6.com, Jakarta Kemajuan teknologi kini semakin mempermudah cara pemasaran properti. Salah satunya adalah melalui gambar dua atau tiga dimensi. Ya, teknologi kamera 360 memungkinkan konsumen untuk melihat kondisi interior dan eksterior dari sebuah hunian layaknya berada disana secara langsung.
(Baca juga: Periksa 7 Hal Ini Ketika Survei Bangunan)
Dengan gambar yang lebar dan jelas, pembeli dimanjakan dengan kemudahan yang membuat mereka tak perlu jauh-jauh datang ke lokasi. Lantas, apakah survei langsung kini menjadi tahap yang bisa dilewati ketika transaksi jual beli rumah?
Advertisement
Dari pihak pemilik properti, hal ini tentu bisa memberi keuntungan tersendiri. Akan tetapi perlu dipahami bahwa kepuasan klien dari pihak pembeli juga harus diperhitungkan. Meski terkesan praktis, namun hal ini bisa memicu perselisihan di kemudian hari.
Sebagai agen properti yang bijak, saran Anda tentu juga akan diperhitungkan. Karena itu tawarkan alternatif terbaik sesuai dengan kebutuhan klien. Jangan sampai tugas yang tidak dilakukan secara tuntas merusak reputasi Anda sebagai agen properti profesional.
Untuk itu simak tips dari Rumah.com untuk beberapa hal yang harus dilakukan apabila klien enggan diajak melihat langsung properti pilihan yang akan dibelinya.
1. Menawarkan Bantuan Pengecekan
Properti, khususnya rumah adalah aset berharga bagi seseorang. Dengan biaya besar yang dikeluarkan, jangan sampai klien mengalami kerugian setelah membeli rumah. Sebagai agen Anda bisa menawarkan bantuan pengecekan bangunan secara langsung.
Beberapa klien yang sibuk dan tidak memahami seluk beluk properti biasanya mempercayai agen untuk melakukan tugas survei properti. Cek dengan seksama kondisi bangunan dari sisi eksterior hingga interior.
Apakah terdapat potensi kerusakan dalam beberapa bulan ke depan, serta berapa biaya renovasi yang dibutuhkan? Hal tersebut bisa mempengaruhi harga penawaran yang disarankan kepada klien.
2. Ajak Datang Melihat Sebelum Akad Jual Beli
Apabila calon pembeli enggan melakukan survei bangunan, setidaknya ajak mereka melihat langsung kondisi bangunan sebelum menandatangani dokumen Akad Jual Beli. Hal ini untuk menghindari skenario terburuk, yaitu menyesal setelah mengeluarkan biaya ratusan juta rupiah.
(Simak juga: Puluhan pilihan perumahan dengan harga mulai dari Rp500 jutaan)
Meski sudah pernah melihatnya dalam bentuk media digital, namun tampilan langsung tentu berbeda dengan yang ditayangkan di foto dan video. Selain membuat mereka bisa lebih yakin mengambil keputusan, perubahan keputusan juga lebih mudah dilakukan.
3. Aktif Berkomunikasi
Terkadang di tengah kondisi pasar properti yang sibuk, atau penjual yang membanderol harga murah karena sedang butuh uang akan membuatnya dikelilingi oleh banyak calon pembeli yang potensial. Banyaknya penawaran harga akan membuat mereka percaya diri untuk menaikkan harga.
Di tengah kondisi tersebut, godaan untuk melewakti tahap survei bangunan akan semakin besar. Supaya tidak asal mematok harga, Anda bisa membantu klien untuk melakukan interaksi yang intens terhadap pemilik rumah, misalnya melalui telepon atau whatsapp.
Dengan menjadi calon pembeli yang aktif, maka Anda bisa dianggap sebagai leads potensial yang layak diperhitungkan.
Â
Isnaini Khoirunisa