Liputan6.com, Jakarta Waktu cicilan yang panjang acapkali jadi pertimbangan banyak orang sebelum memutuskan untuk mengambilĀ Kredit Pemilikan RumahĀ (KPR). Kekhawatiran pun muncul, salah satunya yang terbesit dalam pikiran ialah ātakut tidak bisa membayar di kemudian hariā.
Padahal seharusnya kekhawatiran tersebut tidak perlu dipusingkan bila Anda adalah orang yang apik dalam mengatur keuangan.
Pangkas pengeluaran tak penting
Advertisement
Seperti disebut Rumah.com, sikap konsumtif merupakan salah satu aspek yang harus dihindari saat Anda telah berkomitmen untuk mencicil rumah.
Memerangi hasrat ādoyan belanja dan nongkrongā menjadi poin utama yang harus mulai ditanamkan dalam hati sejak akad kredit berlangsung.
Dalam ilmu perencanaan keuangan sebaiknya Anda mengalokasikan penghasilan untuk beberapa pos berikut ini:
- 50% ā 60% untuk biaya hidup bulanan.
- 20% untuk tabungan dan investasi sesuai tujuan finansial.
- 10% untuk dana darurat.
- Maksimal 30% apabila masih ada cicilan pinjaman. Bilamana ada, maka alokasi untuk pos pengeluaran lain akan berkurang.
Dari pos di atas, kebutuhan gaya hidup masuk kedalam 50% ā 60% biaya bulanan, di mana hanya 20% saja yang boleh dihabiskan.
Jika Anda mampu, 20% pos untuk kebutuhan gaya hidup ini sebaiknya diperkecil ājatahnyaā menjadi hanya 10%.
Sementara sisanya lagi (10%) dialokasikan untuk pos darurat KPR, berjaga-jaga apabila suku bunga bank mendadak naik drastis.
Baca juga:Ā Mau Pengajuan KPR Anda Disetujui Bank? Begini Caranya!
Ā
Saksikan video 5 Hal yang Bikin Tabungan Susah Bertambah
Kelola pendapatan dengan baik
Saat membuat anggaran setiap bulan, jangan lupa untuk selalu memprioritaskan pembayaran KPR. Anda pun wajib mematuhi anggaran yang telah dibuat.
Hindari pengeluaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Jika Anda memiliki penghasilan lebih, pisahkan untuk membeli barang yang diinginkan.
Lalu hitung berapa sisaĀ pendapatan Anda setelah dikurangi kebutuhan rutin bulanan seperti angsuran motor, pajak, asuransi, biaya parkir, bensin, dan uang makan.
Apabila pendapatan bersih Anda berjumlah Rp3 juta, sisihkan Rp2,5 jutanya untuk cicilan KPR per bulan. Sementara Rp500 ribu (sisanya) ditabung untuk keperluan yang bersifat mendadak. Biaya berobat, misalnya.
(Ingin membeli rumah dengan cara KPR?Ā CariĀ dulu ragam perumahan barunya mulai harga Rp400 Juta hanya di sini!)
Tingkatkan kemampuan
Anda dapat meningkatkan kemampuan mencicil meski besaran gaji relatif sama. Caranya, manfaatkan kenaikan gaji, tunjangan, atau bonus.
Upaya ini juga bisa jadi antisipasi kebutuhan darurat, pasalnya tenor KPR bisa mencapai 15 ā 20 tahun.
Anda juga bisa memperbesar sumber penghasilan dengan membuka sumber penghasilan lain, baik aktif (seperti berbisnis) maupun pasif (dengan investasi reksadana atau saham).
Advertisement