Liputan6.com, Jakarta - Direktur Cyrus Network Hasan Nasbi menantang lembaga survei yang hasil quick count atau hitung cepatnya menunjukkan hasil berbeda dengan lembaga survei miliknya. Dia yakin, survei yang dilakukan lembaganya bersama 6 lembaga survei lain --yang menunjukkan kemenangan pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla-- adalah survei yang benar.
Hasan menduga ada beberapa lembaga survei yang memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan mememanipulasi hitung cepatnya.
"Kalau untuk menyelidiki apakah qucik count itu benar atau tidak, saya rasa tidak perlu metodologinya. Tapi kita tanya datanya. Jejak-jejak pekerjaannya kan pasti ada. Coba itu ditunjukkan," kata Hasan dalam konferensi pers Lembaga-lembaga Penyelenggara Quick Count Pilpres 2014, di Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2014).
Hasan menegaskan, metodologi bisa saja dibuat dan direkayasa sendiri oleh lembaga survei. Metodologi menurutnya, hanyalah sebuah hapalan yang tidak membuktikan apapun. "Jadi tunjukkan saja data-data setiap TPS yang dia survei."
"Siapa saja manusia-manusia yang mensurveinya? Punya tidak data-data mereka? Minimal nomor handphone-nya. Karena melaporkan perolehan data di setiap TPS itu menggunakan handphone. Keluarkan juga angkanya, per TPS berapa? Per kelurahan berapa? Per kecamatan berapa? Per provinsi berapa? Kalau survei benar-benar dilakukan, pasti masih ada di laptop, tinggal di-print saja. Berani tidak adu data begini?," sambung Hasan menantang.
Beberapa lembaga survei menunjukkan hasil quick count yang berbeda. Selain Cyrus yang dipimpin oleh Hasan, ada 7 lembaga lain yang memenangkan Jokowi-JK, yaitu Populi Center, CSIS, Litbang Kompas, Indikator Politik Indonesia, Lingkaran Survei Indonesia, Radio Republik Indonesia (RRI), dan Saiful Mujani Research Center.
Sementara, ada 4 lembaga survei yang memenangkan pasangan Prabowo-Hatta, yakni Puskaptis, Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan Suara Indonesia.
Setelah melihat hampir selesai hasil quick count atau hitung cepat, pasangan capres Jokowi-JK menyatakan kemenangan pada Pilpres 2014. Kemenangan tersebut berdasarkan sejumlah lembaga survei.
Tak lama kemudian, pasangan Prabowo-Hatta pun tak mau kalah. Pasangan capres nomor urut 1 itu mengaku memenangkan Pilpres sesuai hasil lembaga surveinya.
Keduanya saling mengklaim kemenangan pada Pilpres 2014. Namun Rabu malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memanggil kedua pasangan capres ke kediamanya di Puri Cikeas, Bogor. SBY meminta keduanya untuk tetap tenang dan menunggu hasil resmi penghitungan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Masyarakat pun merasa dibingungkan dengan keadaan tersebut. Sejumlah pihak meminta para lembaga survei untuk diaudit, guna membuktikan kredibilitas masing-masing.
Lembaga Survei yang Menangkan Prabowo-Hatta Ditantang Buka Data
Hasan menegaskan, metodologi bisa saja dibuat dan direkayasa sendiri oleh lembaga survei.
Diperbarui 11 Jul 2014, 01:36 WIBDiterbitkan 11 Jul 2014, 01:36 WIB
Lembaga Survei Nasional melakukan preskon di Hotel Le Meredien Jakarta, Kamis (12/06/2014) Elektabilitas Prabowo ungguli Jokowi (Liputan6.com/Faisal R Syam)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hasil Liga Italia: Juventus Tembus Empat Besar Usai Kalahkan Hellas Verona
Ini Makanan Penyebab Bau Mulut saat Puasa, Begini Cara Mengatasinya Kata dr Zaidul Akbar
Telkomsel: Trafik Data akan Naik 16 Persen selama Ramadan dan Idul Fitri 2025
Pos Pantau Depok Siaga 1, Warga Bantaran Ciliwung Diminta Waspada Banjir
Komisi I Sebut TNI di Jabatan Sipil Tak Sama Dengan Dwifungsi ABRI
350 Caption Bulan Ramadhan Penuh Makna dan Inspirasi
Marhaban Ya Ramadhan, tapi Lupa Mandi Besar! Apakah Puasanya Sah?
Mengenal Breadcrumbing, Kenali Tanda, Penyebab, dan Cara Menghadapinya saat PDKT
Astronom Temukan Lubang Hitam 36 Miliar Kali Matahari
6 Fakta Menarik Gunung Pulai Baling di Kedah Malaysia yang Punya Habitat Satwa Liar Unik
Rahasia Brunei Darussalam Jadi Negara Islam Terkaya ke-2 di Asia Tenggara
Siapa Bilang 'Guyon' Tindakan Mubah? Kata Gus Baha Guyonan Bisa Bernilai Ibadah