Cara Pemerintah Banyuwangi Dongkrak Pendapatan Warga

Selain pendapatan warga meningkat, angka kemiskinan di Banyuwangi juga turun.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 11 Okt 2015, 14:42 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2015, 14:42 WIB
Banyuwangi Festival Batik 2015
Para model memperagakan pakaiannya dalam ajang Banyuwangi Festival Batik 2015 yang bertema Batik on The Pedestrian. [Foto: Dian Kurniawan/Liputan6.com]

Liputan6.com, Surabaya - Pendapatan perkapita masyarakat Banyuwangi selama 5 tahun terakhir terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan dari Rp 14,7 juta per orang per tahun pada 2010 menjadi Rp 33,7 juta per orang per tahun pada 2015.  

"Kenaikan ini adalah pertanda baik dalam peningkatan ekonomi di Banyuwangi," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Minggu (11/10/2015).

Bagaimana caranya? Dalam kurun 2010-2015 itu Pemerintah Kabuaten Banyuwangi terus mengembangkan industri-industri kecil dan menengah di kabupaten yang berjuluk sun rise of java ini.

Anas menegaskan, pemerintah terus mendukung para pelaku usaha kecil dan menengah di Banyuwangi. Salah satu contohnya menggelar Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2015 pekan lalu. Acara itu digunakan sebagai ajang promosi sejumlah produk Banyuwangi.

"Banyuwangi festival ini sebagai sarana pengembangan ekonomi kreatif di daerah. UKM tidak mungkin melakukan promosi besar-besaran. Nah, di Banyuwangi peran promisi diambil alih pemerintah," kata Anas.

Dia menambahkan bahwa angka kemiskinan di Banyuwangi terus menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Tahun 2013 angka kemiskinan Banyuwangi mencapai 10,47 persen dari jumlah penduduk. Kemudian turun menjadi 9,5 persen pada 2014.

"Ini adalah angka yang luar biasa. Namun jumlah 9,5 persen ini sangat banyak dari 1,6 juta penduduk. Kita masih perlu bekerja keras," ujar dia. (Hmb/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya