Liputan6.com, Makassar - Sejumlah organisasi mahasiswa di Makassar yang tergabung dalam Koalisi Parlemen Jalanan (KPJ) Sulawesi Selatan berunjuk rasa, Kamis (25/11/2015). Mereka menolak kedatangan Presiden RI, Joko Widodo di provinsi itu.
Demonstrasi itu berakhir dengan ricuh. Kericuhan ini berawal saat mahasiswa berorasi di pertigaan Jalan Hertasning dan Jalan AP Pettarani, Makassar.
Unjuk rasa baru berlangsung 5 menit, namun aparat keamanan membubarkan massa menggunakan motor trail. Alhasil, 2 mahasiswa mengalami luka parah. Mereka segera dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Faisal, Makassar.
"Kami sempat berorasi selama 5 menit kemudian berlangsung upaya persuasif dengan kepolisian tapi tiba-tiba datang puluhan personel TNI langsung menabrak dan menendang ‎kami. Mereka menggunakan motor trail," kata Adi Puto Palaza, mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar saat ditemui di luar kamar UGD RS Faisal Makassar.
Menurut dia, kedua mahasiswa tersebut yakni Hendrianto Jufri dan Rahmat Ardiansyah.
"Keduanya masih ada di dalam (UGD), Hendrianto mengalami luka robek pada kepalanya dan Rahmat pingsan usai ditendang dibagian perutnya," terang Adi.
Baca Juga
Dia mengungkapkan, massa koalisi parlemen jalanan, awalnya bergerak dari kampus UIT Makassar jalan Rappocini kemudian menuju ke pertigaan Jalan Hertasning dan Jalan AP Pettarani, tepatnya di depan kantor BPK Sulsel.
"Kami menolak kedatangan Jokowi karena kedatangannya ke Sulsel hanya untuk kepentingan konglomerat dan investor tetapi tidak melihat nasib rakyatnya. Intinya jokowi gagal menyejahterakan rakyatnya," Anwar Talle, koordinator lapangan Koalisi Parlemen Jalanan (KPJ) Sulsel. (Bob/Mut)