Liputan6.com, Poso - Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah, telah mengidentifikasi 2 jenazah anggota kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang tewas dalam baku tembak dengan tim gabungan TNI - Polri di Poso.
Keduanya Farok alias Magalalasi Bahtusan dan Nuretin alias Abdul. Kedua Anggota MIT itu diketahui berasal dari suku Uyghur, Provinsi Xinjiang, Tiongkok.
Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Rudy S mengatakan, teridentifikasinya ke 2 jenazah setelah tim DVI Polda didampingi Zaelani satu anggota MIT yang ditangkap hidup secara bersama melakukan identifikasi di kamar jenazah RSU Bhayankara.
"Dari pengakuan Zaelani mereka adalah WNA asak suku Uyghur yang sejak 2015 bergabung bersama MIT di hutan dan pegunungan Poso," kata Rudy di Palu, Rabu (16/3/2016).
Baca Juga
Dia menyebutkan, hingga saat ini Polda masih mendalami bagaimana WNA tersebut bisa masuk dan bergabung bersama gembong teroris Santoso Cs. Apa lagi, berdasarkan informasi dari Zaelani, WNA asal suku Uyghur itu tidak hanya dua orang melainkan ada enam orang.
"Jadi bukan hanya Farok dan Nuretin saja yang sudah bergabung bersama MIT. Tetapi ada empat orang lagi yang masih berada bersama Santoso di sana (Poso)," ungkap Rudy.
Rudi mengaku, akan terus mendalami soal keterlibatan orang asing tersebut. Mulai dari apa tujuan kelompok itu bergabung hingga bagaimana proses mereka bisa masuk ke Sulteng dan kemudian bergabung bersama Santoso
Hingga saat ini ke 2 jenazah maaih disemayamkan di kamar jenazah RSU Bhayangkara. Sementara di TKP, tim gabungan maaih terus mengintensifkan pengejaran dengan menyisiri beberapa titik yang telah ditentukan.
Sebelumnya baku tembak tidak dihindarkan terjadi antara anggota MIT dengan tim gabungan TNI - Polri yang masuk dalam Satgas Operasi Tinombala 2016.
Dalam peristiwa itu, 2 anggota MIT tewas setelah terkena beberapa tembakan aparat.
Advertisement