Kisah Nenek Sebatang Kara Mengajar Ngaji di Kandang Ayam

Kolong rumah panggung yang merupakan kandang ayam pun dibersihkan setiap jelang belajar mengaji ingin dimulai.

oleh Eka Hakim diperbarui 15 Mar 2016, 19:29 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2016, 19:29 WIB
Nenek Guru Ngaji
Kolong rumah panggung yang merupakan kandang ayam pun dibersihkan setiap jelang belajar mengaji ingin dimulai.

Liputan6.com, Maros - Daeng Pipang (63) satu-satunya guru mengaji yang ada di dusun Tanetea, Lingkungan Padang Assitang, Desa Borikamase, Maros, Sulawesi Selatan. Janda sebatang kara itu menghabiskan hari-harinya di sebuah rumah panggung kayu yang sudah reyot.

Meski begitu, jasanya mengajar ngaji tak mengharap imbalan dari anak-anak desa. Ia mengaku ikhlas mengabdikan dirinya walau tak punya pekerjaan lain yang dapat dijadikan lahan pencarian rejeki. Menurut Daeng Pipang, semua itu adalah skenario sang pencipta.

Aktivitas mengajar mengaji anak anak desa dilakoninya sejak 40 tahun silam. Fasilitas yang tidak memadai tak mengecilkan hatinya untuk terus mengajar.

Kolong rumah panggung yang merupakan kandang ayam menjadi tempat mengajarnya. Daeng Pipang selalu membersihkannya setiap jelang belajar mengaji. Hanya itu tempat satu-satunya yang dapat menampung anak-anak desa yang ingin belajar mengaji di rumahnya.

Daeng Pipa Guru Ngaji Sebatang Kara di Maros, Sulsel.

 

Ketua Pola Pertolongan Allah Learning Centre Makassar-Maros Dian Syarif mengungkapkan hampir seluruh warga yang berada di Dusun Tanetea, Lingkungan Padang Assitang, Desa Borikamase, Maros, dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Selain berada di tempat yang terpencil, masyarakat di sana yang berjumlah 40 KK kesulitan mendapatkan air bersih sehingga kerap menadah atau menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya, termasuk dimanfaatkan sebagai air minum.

"Setiap pagi itu, Daeng Pipang mencari air bersih kemudian siangnya mengajar mengaji di bawah kolong rumahnya. Tapi sebelumnya, tempat kandang ayam itu ia bersihkan dulu lalu digunakan anak anak desa untuk belajar mengaji," terang Dian kepada Liputan6.com, Selasa (15/3/2016).

Untuk itu, Dian telah menjadwalkan pemberian bantuan kepada Daeng Pipang berupa pembenahan rumah dan ruang mengaji yang lebih layak pada Jumat 18 Maret 2016 mendatang.

"Kami berkunjung bersama dengan puluhan alumni PPA (Pola Pertolongan Allah) Makassar-Maros Jumat 18 Maret mendatang. Kebetulan setiap Jumat kita memang ada kegiatan berbagi," ucap Dian.


 

Daeng Nipa


Dusun Tanetea lumayan jauh untuk disambangi. Untuk bisa sampai di sana harus menempuh jarak 2 Km lebih dengan jalan kaki menyusuri tambak.

"40 KK di desa tersebut merupakan kerabat dari Daeng Pipang juga dan semuanya memang berada dalam kondisi ekonomi yang memprihatinkan," imbuh dia.

Hal itu, kata Dian, mendasari organisasinya ingin mengulurkan bantuan kepada warga di sana. Utamanya untuk membantu Daeng Pipang untuk merenovasi ruang mengajar mengajinya jadi layak.

"Apa yang membuat kami tertarik, salah satunya adalah Daeng Pipang yang merupakan seorang hamba yang taat dan ikhlas mengajarkan orang-orang di sekitarnya walaupun fasilitas yang dia miliki sangat minim," tandas Dian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya