Liputan6.com, Jambi - Kondisi ‎Sungai Batanghari di Jambi yang merupakan sungai terpanjang di Sumatera makin memprihatinkan. Berdasarkan hasil penelitian Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jambi, sungai tersebut sudah tercemar 25 parameter. Yang terbanyak adalah bakteri E. coli. ‎
Menurut Kepala Bidang Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan BLH Jambi, Ardi, hal itu diduga akibat sebagian masyarakat Jambi masih memanfaatkan sungai sebagai sarana tempat pembuangan.‎
‎
"Ini hasil rata-rata sebanyak lima kali penelitian sepanjang 2015," kata Ardi di Jambi, Rabu, 30 Maret 2016.
Dia menyatakan, dari hasil penelitian yang dilakukan pada 16 titik pemantauan di wilayah hulu, tengah, dan hilir Sungai Batanghari itu tidak ditemukan tercemar logam berat hanya saja rata-rata masih didominasi tercemar E. coli.
"Belum kami temukan tercemar logam berat, karena untuk menemukan apakah tercemar logam berat ini sulit, dan kalau pun ada itu pun masih di bawah baku mutu," ujar dia.
Dia menyebutkan, 25 parameter yang mencemari sungai terpanjang di Sumatera itu, di antaranya adalah parameter E. coli, DHL, TDS, TSS, PH, BOD, COD, DO, P04-P, SO4, NH3-N, NO3, NO2, CI, F, FE, MN, PB M/L, HG, Fenol, suhu, kekeruhan, dan warna.
"Kami melakukan dengan metode Storet, tapi itu rata-rata masih di bawah batas baku mutu yang ditetapkan," ujar Ardi.
Baca Juga
Baca Juga
Dari hasil penelitian itu, BLH menyimpulkan, air Sungai Batanghari masih dapat digunakan sebagai bahan baku untuk PDAM. Namun, sebelum didistribusikan harus melalui pengolahan dan penjernihan lebih dulu.
"Kalau tidak diolah dulu berdasarkan kajian kesehatan, air itu akan menyebabkan diare," kata dia.
Terkait maraknya aktivitas penambangan emas ilegal di wilayah hulu Provinsi Jambi, Ardi mengatakan aktivitas tersebut berada pada anak-anak Sungai Batanghari sehingga tidak berdampak pada sungai utama Batanghari.
Hanya saja sungai terdampak tambang pasir galian C. Namun, belum dapat disimpulkan jika Sungai Batanghari tercemar logam berat.
"Untuk meneliti ada atau tidak cemaran logam berat, harus melakukan penelitian pada dasar sungai," kata Ardi.
Advertisement