Liputan6.com, Jambi - Nasib tragis menimpa seekor gajah Sumatera (Elephas maximum sumatranus) di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Mamalia raksasa itu ditemukan mati dalam kondisi membusuk.
Diduga kematian gajah tersebut disebabkan perburuan ilegal. Dugaan ini muncul lantaran gading gajah tersebut sudah tidak ada.
Berdasarkan informasi, gajah berjenis kelamin jantan itu ditemukan pada Kamis 11 Februari 2016 pekan lalu di pinggir anak Sungai Pekundungan, Desa Sembubu, Kecamatan Sumai, Kabupaten Tebo.
"Diduga hasil perburuan dan sengaja dibunuh untuk diambil gadingnya," ujar salah satu anggota pemerhati satwa dan lingkungan, Frankrut Zoological Society (FZS) Albert saat dihubungi di Jambi, Selasa (16/2/2016).
Baca Juga
Menurut Albert, satwa yang dilindungi tersebut sebelumnya telah dipasang satelit pemantau atau GPS. Namun saat itu, GPS mengalami gangguan sehingga sulit dipantau.
"Diduga gajah ini mati ditembak. Namun kami masih menunggu hasil penyelidikan Polres Tebo dan tim kedokteran hewan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)," jelas Albert.
Lebih lanjut ia mengatakan, kepolisian dan tim dari BKSDA Provinsi Jambi sudah turun ke lokasi penemuan gajah untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta identifikasi bersama sejumlah ahli. Sementara itu, untuk mengetahui indikasi penyebab kematian gajah nahas tersebut, bangkai gajah harus dikeringkan. Karena dalam kondisi basah tidak bisa dilakukan pemeriksaan.
"Diperkirakan butuh waktu sekitar satu pekan," ujar Albert.
Albert menambahkan, gajah tersebut sebelumnya merupakan hasil tangkapan BKSDA saat terjadi konflik antara gajah dengan warga. Sebelum dilepas kembali, di bagian punggung dan leher gajah dipasang alat GPS.
"Bahkan kami sempat memberi nama gajah tersebut Dadang. Gajah ini hanya memiliki satu gading. Di lokasi gajah mati juga ditemukan GPS," tandas Albert.