Menuju Kota Paling Toleran, Semarang Siap Gelar Karnaval Paskah

Semarang bakal menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang lekat dengan penyelenggaraan karnaval bagi tiap hari besar keagamaan.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 02 Apr 2016, 23:36 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2016, 23:36 WIB
Festival budaya
Salah satu festival budaya di Kota Semarang, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Semarang - Semarang tengah merintis menjadi kota paling toleran di Indonesia. Selama ini, tak pernah ada beda pendapat yang dilatarbelakangi perbedaan agama, paham agama, maupun etnis dan memuncak menjadi kekerasan.

Upaya menjadi kota paling toleran itu salah satunya ditandai dengan penyelenggaraan karnaval, karya sosial dan pentas seni budaya saat perayaan Paskah bersama se-Kota Semarang yang akan digelar pada Jumat 8 April mendatang.

Dengan Karnaval dan Pesta Budaya Paskah ini, Semarang akan menjadi satu-satunya kota yang lekat dengan penyelenggaraan karnaval bagi tiap hari besar keagamaan.

Karnaval Dugder bagi warga muslim, Karnaval Sam Poo atau arak-arakan Sam Poo dan perayaan Imlek bagi warga Tionghoa, serta Festival Ogoh-ogoh bagi warga Hindu. Dan kini, Karnaval Paskah bagi umat Kristiani.

Festival ogoh-ogoh di Kota Semarang, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

Menurut Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang Romo Aloys Budi Purnomo Pr, dalam perayaan Paskah bersama itu, direncanakan diikuti seluruh umat Katolik maupun Protestan dari berbagai denominasinya.

"Perayaan Paskah Ekumenis ini merupakan yang ketiga kalinya di Kota Semarang. Ini semacam kabar tentang kedamaian, kerukunan dan paseduluran warga masyarakat Kota Semarang," ucap Romo Budi di Semarang, Sabtu (2/4/2016).

Pesan damai perayaan Paskah Ekumenis pada 2016, akan dibingkai dalam tema besar 'Wartakan Kasih Allah Melalui Kebangkitan Kristus'. Karnaval dan pesta budaya ini akan melewati jalan-jalan protokol Kota Semarang. Bermula di Balai Kota Semarang-Jalan Pemuda-Jalan Pandanaran-Taman Pandanaran-Jalan Tri Lomba Juang dan berakhir di Lapangan Tri Lomba Juang Semarang.

Barongsai menyimpan legenda dan kisah master dari Semarang (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

"Dengan segala kerendahan hati, panitia Paskah Ekumenis se-Kota Semarang memohon maaf kepada masyarakat karena pasti akan terganggu," ujar Romo Budi yang jago meniup saksofon ini.

Dijadwalkan, saat karnaval akan diikuti seluruh Paroki Gereja Katolik dan Gereja Kristen se-Kota Semarang. Juga seluruh sekolah Katolik, Kristen swasta nasional maupun siswa-siswa Kristiani di sekolah negeri.

"Panitia menargetkan peserta melebihi tahun sebelumnya, meningkat menjadi 8 ribu orang dengan 30 mobil hias dan tiga kelompok drum band," kata Romo Budi.

Sementara umat Kristiani juga sudah mempersiapkan diri untuk memeriahkan Karnaval Paskah tersebut. Sejumlah sekolah sudah sibuk dengan berlatih dan merencanakan materi yang hendak ditampilkan.

Titus Witono, salah satu pengajar musik di Sekolah Katolik menyebutkan bahwa ia dan sejumlah murid sudah berlatih ansambel musik. Ansambel bersama itu untuk memberi variasi kelompok drum band dan marching band yang hendak tampil.

"Bukan hanya lagu gereja, namun juga lagu pop bahkan dangdut," kata Titus kepada Liputan6.com di Semarang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya