Film Saur Sepuh di Festival Film Purbalingga

Festival Film Purbalingga berlangsung sebulan ini.

oleh Aris Andrianto diperbarui 03 Mei 2016, 05:00 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2016, 05:00 WIB
Fetival Film Purbalingga
Film Saur Sepuh buka Festival Film Purbalingga

Liputan6.com, Purbalingga - Film "Saur Sepuh" menjadi pengobat rindu film masa lalu publik Purbalingga. Film ini diputar di pembukaan Festival Film Purbalingga ke-10. Festival film di daerah ini disebut paling konsisten di Indonesia.

Pemukulan kentongan sepuluh kali di bawah rintik hujan oleh Bupati Purbalingga, Tasdi, menandai pembukaan Festival Film Purbalingga (FFP) pada Sabtu malam lalu. Letupan kembang api di langit turut memeriahkan pembukaan satu-satunya festival yang berkelanjutan di Kabupaten Purbalingga. Pembukaan dengan program Layar Tanjleb digelar di lapangan SMA Bobotsari Desa Majapura, Kecamatan Bobotsari, Purbalingga.
 
Dalam sambutannya, Bupati Purbalingga mengucapkan selamat kepada pengelola FFP yang sudah menjalankan festival hingga penyelenggaraan ke-10. “Atas nama bupati dan pemerintah kabupaten, kami mengucapkan terima kasih dengan adanya Festival Film Purbalingga ini telah melahirkan karya-karya film pelajar Purbalingga yang berprestasi dan membawa nama baik Purbalingga hingga tingkat nasional,” kata dia.

Hujan yang turun deras siang hari sempat terhenti di sorenya, namun kembali deras hingga menjelang pemutaran film perdana. Ratusan warga yang seusai waktu maghrib sudah berbondong-bondong ke lapangan, terpaksa berteduh di tenda-tenda yang tersedia. Mereka tetap antusias menyaksikan beberapa pentas seni yang disiapkan panitia lokal yaitu Karangtaruna Wirabhumi Desa Majapura sebelum menonton film.
 
Malam itu, diputar lima film pendek dan satu film bioskop yaitu “Penganten Sunat” dari SMK Muhammadiyah Bobotsari Purbalingga, “Gendut” dari SMA Bobotsari Purbalingga, “Bunga-Bunga Devisa” dari BNP2TKI, serta dua film pendek dari luar Purbalingga “Tani Maju-Berdikari” sutradara MF Wafy, “Neng Kene Aku Ngenteni Kowe” sutradara Jeihan Angga, serta "Saur Sepuh IV: Titisan Darah Biru" sutradara Imam Tantowi yang diputar dengan proyektor 16 mm.
 
Direktur FFP Bowo Leksono mengatakan, kelahiran Festival Film Purbalingga pada 2007 silam karena saat berdirinya Cinema Lovers Community sebagai pengelola FFP sudah berbenturan dengan Pemerintah Kabupaten Purbalingga.

“Penyelenggaraan tahun ini kami menawarkan, akan di mana posisi negara dalam hal ini Pemkab Purbalingga?,” ujar Direktur CLC Purbalingga.

FFP 2016 akan digelar selama sebulan, dari 30 April-28 Mei. Setelah pembukaan FFP di Desa Majapura, selama dua malam berturut-turut, program Layar Tanjleb akan menyambangi Kabupaten Cilacap yaitu Desa Tayem Timur Kecamatan Karangpucung dan Kelurahan Tegalkamulyan Kecamatan Cilacap Selatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya