Liputan6.com, Jakarta - Sukatani merupakan band asal Purbalingga dengan lirik berdialek Banyumasan yang mengusung aliran Punk New Wave. Kritik sosial yang tajam sangat melekat pada tiap lirik-lirik lagunya, seolah mendobrak kebosanan di industri musik arus utama tanah air.
Band asal Purbalingga, Jawa Tengah, ini dibentuk pada Oktober 2022 oleh dua penggawanya, yakni Novi Citra Indriyati (Twister Angels) sebagai vokalis dan Muhammad Syifa Al Ufti (Electroguy) sebagai gitaris. Musik mereka yang unik, memadukan lirik berbahasa Banyumasan dengan genre Anarcho-Punk, telah menarik perhatian banyak penikmat musik independen. Mereka berani menyuarakan kritik sosial, menolak budaya arus utama, dan mengusung nilai-nilai anti-otoritarianisme dan anarki. Bagaimana mereka melakukannya dan apa yang membuat mereka unik? Mari kita bahas lebih lanjut.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu lagu andalan mereka, Bayar Bayar Bayar, sempat viral di media sosial karena dianggap sebagai kritik pedas terhadap institusi kepolisian. Namun, lagu tersebut kemudian ditarik dari peredaran oleh band itu sendiri. Keputusan ini menunjukkan konsistensi Sukatani dalam menyuarakan pendapat, tetapi juga mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka. Meskipun kontroversial, langkah ini justru semakin memperkuat citra mereka sebagai band yang berani dan konsisten dengan idealismenya.
Advertisement
Uniknya, Sukatani juga dikenal dengan aksi panggung yang tak biasa. Selain musik Anarcho-Punk yang energik, mereka juga membagikan sayuran kepada penonton saat konser. Aksi ini menjadi simbol dari idealisme mereka yang lebih luas, menyoroti kepedulian sosial dan nilai-nilai komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa Sukatani tidak hanya ingin menyampaikan kritik melalui musik, tetapi juga ingin berinteraksi langsung dengan audiens mereka dan membangun hubungan yang lebih berarti.
Lirik Berdialek Banyumasan dan Musik Anarcho-Punk
Musik Sukatani sangat kental dengan nuansa Anarcho-Punk. Genre ini dikenal karena liriknya yang kritis terhadap sistem dan otoritas, serta musiknya yang agresif dan energik. Sukatani berhasil menggabungkan genre ini dengan lirik berbahasa Banyumasan, dialek lokal dari daerah asalnya. Penggunaan dialek Banyumasan ini menjadi ciri khas tersendiri, membuat musik mereka lebih dekat dan mudah diterima oleh masyarakat lokal, sekaligus memperkenalkan budaya Banyumasan kepada khalayak yang lebih luas.
Penggunaan dialek Banyumasan dalam lirik lagu-lagu Sukatani bukan sekadar gimmick. Hal ini merupakan bentuk penghormatan terhadap akar budaya mereka dan upaya untuk memperkenalkan budaya lokal ke kancah musik nasional. Dengan demikian, Sukatani tidak hanya menyuarakan kritik sosial, tetapi juga melestarikan dan mempromosikan budaya daerahnya melalui musik.
Selain itu, penampilan panggung Sukatani juga sangat khas. Mereka sering menggunakan topeng kain panjang berwarna-warni dan jaket kulit bermanik-manik dan spike. Kostum ini menambah daya tarik visual penampilan mereka dan semakin memperkuat citra mereka sebagai band Anarcho-Punk yang unik dan berbeda.
Advertisement
Dua Otak di Balik Sukatani
Novi Citra Indriyati, vokalis Sukatani, telah malang melintang di dunia musik sejak 2013. Pengalamannya sebagai vokalis di Purwokerto telah membekali dirinya dengan kemampuan vokal yang mumpuni dan pemahaman yang mendalam tentang dinamika musik independen. Sementara itu, Muhammad Syifa Al Ufti, gitaris Sukatani, juga merupakan sosok yang berpengalaman dalam skena musik underground.
Kolaborasi antara Novi dan Syifa telah menghasilkan musik yang unik dan powerful. Keduanya berhasil memadukan kemampuan musikal masing-masing untuk menciptakan karya-karya yang sarat dengan pesan dan makna. Mereka mampu menyampaikan kritik sosial dengan cara yang kreatif dan menarik, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.
Baik Novi maupun Syifa sama-sama memiliki komitmen yang kuat terhadap idealisme mereka. Hal ini terlihat dari konsistensi mereka dalam menyuarakan kritik sosial dan aktif berpartisipasi dalam skena musik independen. Mereka tidak hanya fokus pada popularitas, tetapi juga pada nilai-nilai yang mereka yakini.
Aktivitas dan Prestasi Sukatani
Sukatani aktif di skena musik independen dan sering tampil di berbagai acara underground. Mereka juga mengunggah karya-karya mereka di platform digital seperti Spotify dan YouTube, sehingga musik mereka dapat diakses oleh banyak orang. Meskipun terbilang masih baru, Sukatani telah berhasil membangun basis penggemar yang solid di kalangan penikmat musik independen.
Keberanian mereka dalam menyuarakan kritik sosial dan konsistensi mereka dalam bermusik telah membuat Sukatani mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. Mereka telah membuktikan bahwa musik dapat menjadi alat yang ampuh untuk menyampaikan pesan dan perubahan sosial. Dengan musik Anarcho-Punk dan lirik berbahasa Banyumasan, Sukatani berhasil menciptakan identitas yang unik dan berbeda di kancah musik Indonesia.
Ke depannya, Sukatani diharapkan dapat terus berkarya dan menyuarakan kritik sosial melalui musik mereka. Mereka juga diharapkan dapat terus berinovasi dan mengembangkan musik mereka agar dapat diterima oleh khalayak yang lebih luas. Dengan konsistensi dan idealisme yang kuat, Sukatani berpotensi menjadi salah satu band punk ternama di Indonesia.
Sukatani membuktikan bahwa musik punk bukan hanya tentang pemberontakan semata, tetapi juga tentang kepedulian sosial dan pelestarian budaya lokal. Mereka menunjukkan bahwa musik dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan dan menginspirasi perubahan.
Advertisement
