Belum Seminggu Dibuka, Ribuan Pendaki Padati Semeru

Gunung Semeru dibuka lagi untuk pendakian mulai Minggu, 1 Mei kemarin setelah sebelumnya hampir 4 bulan ditutup untuk pemulihan ekosistem.

oleh Zainul Arifin diperbarui 07 Mei 2016, 20:24 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2016, 20:24 WIB
Belum Seminggu Dibuka, Ribuan Pendaki Padati Semeru
Gunung Semeru dibuka lagi untuk pendakian mulai Minggu, 1 Mei kemarin setelah sebelumnya hampir 4 bulan ditutup untuk pemulihan ekosistem.

Liputan6.com, Malang - Belum genap sepekan dibuka kembali untuk pendakian, ribuan pengunjung dan pendaki mulai memenuhi Gunung Semeru, Jawa Timur.

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) sampai menerapkan 2 sistem tiket masuk ke Semeru agar tak terjadi penumpukan pendaki di Pos Perizinan Ranupani.

Gunung Semeru dibuka lagi untuk pendakian mulai Minggu, 1 Mei kemarin setelah sebelumnya hampir 4 bulan ditutup untuk pemulihan ekosistem.

Sejak hari pertama dibuka itu sampai Jumat 6 Mei kemarin, tercatat ada 5.442 pengunjung atau pendaki yang 42 orang di antaranya adalah wisatawan mancanegara di Pos Ranupani.

"Kami mulai terapkan 2 sistem untuk pembelian tiket agar tak ada penumpukan pengunjung di Ranupani. Apalagi minat ke Semeru sangat tinggi," kata Kepala BB TNBTS, Jhon Kennedie dikonfirmasi di Malang, Jawa Timur, Sabtu (7/5/2016).


Sebelumnya, untuk BB TNBTS telah menerapkan sistem booking via online untuk membeli tiket masuk ke gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.

Selain itu, mulai saat ini bagi pendaki asal wilayah Malang dan sekitarnya diwajibkan membeli tiket di Kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) wilayah II Tumpang. Di pos ini, pendaki bakal diperiksa kelengkapan administrasi dan peralatannya.

"Agar semua tak langsung menuju Ranupani dan bisa menimbulkan penumpukan pendaki. Karena di Ranupani kan juga masih melayani tiket pendaki yang masuk dari wilayah Lumajang," papar Jhon.

Saat di Ranupani, lanjut dia, pendaki tetap diperiksa ulang barang bawaannya. Sekaligus ada arahan dari petugas, terutama mengenai aturan yanh wajib dipatuhi pendaki.

Semisal, larangan naik sampai puncak Mahameru dan sanksi tegas bagi pendaki yang buang sampah sembarangan atau barang bawaan mereka saat turun tak cocok dengan yang dibawa saat naik.

"Pendaki harus mentaati aturan, bahwa izin pendakian terakhir sampai Pos Kalimati saja sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi," urai Jhon.

BB TNBTS akan terus mengevaluasi sistem yang sudah mereka terapkan selama ini. Tak menutup kemungkinan nantinya akan ada aturan baru demi kepentingan konservasi dan keselamatan pendaki itu sendiri.

"Sambil berjalan, akan ada evaluasi secara berkala terhadap sistem yang sudah diterapkan," ucap Jhon.

Gunung Semeru memang menjadi salah satu tujuan favorit para pendaki. Di gunung ini ada sejumlah danau yang juga menjadi magnet bagi pendaki.

Kepopuleran gunung tertinggi di pulau Jawa ini semakin meningkat setelah film 5 cm yang dibintangi Raline Syah, Pevita Pearce dan Herjunot Ali beredar di bioskop. Sayangnya, pendaki yang abai terhadap konservasi dengan membuang sampah sembarangan menjadi persoalan tersendiri.

Seringkali juga ditemui pendaki yang membawa perlengkapan minimalis dan membahayakan keselamatan mereka sendiri. Musibah pendaki meninggal dunia di atas Semeru juga seolah tak menyurutkan niat mereka untuk tetap datang ke gunung ini.

"Untuk masalah sampah, kami akan libatkan akademisi untuk merumuskan solusi terbaik. Misalnya mewajibkan pendaki membawa kantong plastik yang harus diisi sampah saat turun," tegas Jhon.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya