Liputan6.com, Semarang - Berminat melanjutkan misi kebudayaan Laksamana Cheng Ho, pemerintah China mengirim delegasi dari Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, China ke Semarang, Jawa Tengah. Kunjungan mereka sebenarnya ke sejumlah kota di belahan dunia, di mana Cheng Ho meninggalkan jejak pada abad XV Masehi.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau Hendi menyambut kedatangan Delegasi Nanjing Jiangsu tersebut dan menyebutkan peluang kerjasama kota kembar (sister city). Menurut Hendi, kerja sama kota kembar bisa diikat dengan misi kebudayaan Cheng Ho di bidang pariwisata dan kebudayaan. Selain itu juga perdagangan dan jalur maritim abad 21.
Baca Juga
"Mudah-mudahan ada hal yang bisa saling menguntungkan dalam kerja sama sister city bidang ekonomi, sosial, budaya dan informasi lain yang bisa mengembangkan 2 kota ini," kata Hendi kepada Liputan6.com, Sabtu (16/7/2016).
Advertisement
Rombongan dari kota Nanjing itu dipimpin oleh Huang Haicheng Deputy Dirjen Komisi Etnik, China Perantauan, Urusan LN, Kongres Kota Nanjing. Menurut Huang Haicheng, ada keterkaitan sejarah Kota Nanjing dengan Kota Semarang dalam hal perjalanan Laksamana Cheng Ho.
Baca Juga
"For example at Semarang, we can found Kuil Sam Poo Kong (misalnya di Semarang, kita temukan adanya Kuil Sam Po Kong)," kata Huang Haicheng.
Dijelaskan pula, Kota Nanjing mempunyai ragam budaya dan potensi wisata yang aduhai. Kota dengan jumlah penduduk 8,2 juta jiwa itu tentu bisa menjadi pasar potensial.
Sementara itu Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi ternyata juga diundang dalam pertemuan 200 wali kota sedunia pada Oktober 2016.
"Dalam pertemuan tersebut akan ada penandatangan LoI (Letter of Intent) sister city dengan Kota Nanjing," kata Hendi.
Sejarah mencatat, Laksamana Cheng Ho adalah seorang kasim muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok -- kaisar ketiga dari Dinasti Ming yang berkuasa tahun 1403-1424. Cheng Ho bernama asli Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao, berasal dari Provinsi Yunnan.
Cheng Ho memulai ekspedisi pelayaran pertama kali pada 1405. Ia mencapai wilayah Asia Tenggara, yakni Semenanjung Malaya, Sumatera, dan Jawa.
Sementara pada 1407-1409, ia berangkat lagi dalam ekspedisi kedua. Sedangkan ekspedisi ketiga berlangsung pada 1409-1411. Ketiga ekspedisi tersebut menjangkau India dan Srilanka.
Pada tahun 1413-1415, Cheng Ho kembali menggelar ekspedisi pelayaran yang mencapai Aden, Teluk Persia, dan Mogadishu (Afrika Timur). Jalur ini diulang kembali pada ekspedisi kelima (1417-1419) dan keenam (1421-1422). Sementara, ekspedisi terakhir (1431-1433) berhasil mencapai Laut Merah.
Cheng Ho berlayar ke Malaka pada abad XV Masehi. Ekspedisi terakhir Cheng Ho pada masa Kaisar Xuande yang berkuasa 1426-1435.
Menurut sejarawan JV Mills, kala itu kapal yang membawa Cheng Ho disebut 'kapal pusaka', disebut kapal terbesar pada abad XV Masehi. Panjang kapal mencapai 138 meter dan lebar meter, serta berkapasitas 2.500 ton. Ini berarti lima kali lebih besar ketimbang kapal Columbus.